🌏 9 Mei 2024: Kenaikan Isa Al-Masih...

Senin, Agustus 28, 2023

Untuk Dongkrak Wisatawan Asing Perlu Menjual Wisata Budaya  


Kang Yaru, Caleg di Kab.Bandung, Partai Gerindra,
Dapil 7 (Kec.Pameungpeuk, Arjasari, Banjaran,
Cimaung dan Pangalengan), nomor urut 2.







BANDUNG- Dibandingkan dengan jumlah kunjungan wisata lokal ke Kabupaten Bandung pada tahun 2022 sebanyak 6.548.815 wisatawan, maka jumlah kunjungan wisatawan asing ke Kabupaten Bandung sangat kurang berarti  hanya 1.748 wisatawan.  


Menurut data dari Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Kabupaten Bandung tersebut, dengan total jumlah kunjungan wisatawan ke Kabupaten Bandung sebanyak 6,55 juta wisatawan, berarti mengalami peningkatam yang signifikan hingga 300% dibanding dua tahun sebelumnya (2020)  sebanyak 2,07 juta wisatawan.


Mengkritisi data ini, Kang Yaru sebagai alumni Fikom Unpad yang juga sempat berprofesi sebagai jurnalis di Bandung, sangat antusias untuk merespon ajakan bupati untuk mengelaborasi  keberadaan ratusan lingkung seni dan budaya di Kab. Bandung dengan berbagai kegiatan ekonomi kreatif dan parwisata.


Selain mengelaborasi lingkung seni budaya Sunda, Kang Yaru memaparkan perlunya menghadirkan  kehadiran  tradisi budaya Sunda secara keseluruhan, misalnya menampilkan ornament dan arsitektur khas budaya Sunda di tempat destinasi wisata dan berbagai tempat ruang public lainnya. Contohnya di Purwakarta,” imbuhnya merujuk mantan Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi yang kini menjadi bakal calon Gubernur Jabar dari partai Gerindra.


“Karena keunikan seni budaya setempat sangat menunjang ketertarikan kunjungan wisatawan, terutama bagi wisatawan asing”, ungkap Kang Yaru yang kini menjadi bakal calon anggauta legislatif di Kabupaten Bandung dengan nomor urut 2 dari Partai Gerindra, Dapil 7 (Pameungpeuk, Arjasari, Banjaran, Cimaung dan Pangalengan).


“Seperti Bali dan Jogya, seni budaya di Jawa Barat tak kalah unik dan beragam. Hanya saja perlu  kreatifitas lebih untuk mengemasnya bagi konsumsi wisatawan,” jelas kang yaru lagi, yang kini selain aktifis politik kini dikenal juga sebagai pengusaha kuliner dan berbagai jenis usaha lainnya.  


Bahkan sebagai pecinta seni budaya leluhurnya, menurut Kang di Jawa Barat ini tercatat ada 200 jenis lebih kesenian Sunda.


“Selain Lengser dan kesenian sunda popular lainnya seperti Jaipongan, Degung dan Kacapi Suling, sangat bisa para seniman dan budayawan berkolaborasi menampilkan berbagai  kesenian Sunda lainnya yang tersebar di pelosok Jawa Barat dan sangat beragam jenisnya,” ungkapnya.


Jenis-jenis kesenian Sunda itu dapat dikelompokkan menjadi seni tari, karawitan, teater dan gabungan antara ketiganya. Seni tari yang terkenal dan berasal dari Jawa Barat yakni tari tayub sumedangan, jaipongan, totopengan cirebon (panji, rumiyang, pamindo, tumenggung, klana), bajidoran, merak, kukupu, badaya, tari wayang gaya Iyus Rusliana, dan lain-lain.  



Seni karawitan pun beragam pula jenisnya, seperti: degung, tembang sunda cianjuran, kiliningan, gamelan wanda anyar gaya Mang Koko, celempungan, karinding, tarling, dan lain-lain.


Sementara di dalam seni teater, ada gending karesmen, kabaret, sendratari ramayana, dan lain-lain. Bila ingin melihat gabungan antara ketiganya, bisa disaksikan dalam satu pertunjukan, yakni wayang golek.  


“Sangat tidak mustahil kita adakan pertunjukan  Sendratari Ramayana atau Wayang Golek secara rutin di destinasi wisata popular di Kab. Bandung, seperti pertunjukan Sendratri Ramayana di Candi Prambanan, atau berbagai pertunjukan kesenian yang sangat marak di berbagai tempat wisata di Bali,” ungkapnya.  


“Tak terkecuali upacara adat pernikahan dengan Karesemen Mapag Panganten, bisa dijadikan acara mapag tamu di berbagai tempat wisata yang ada,” susulnya lagi.


Saat ini, Karesmen mapag panganten di dalam kebudayaan Sunda telah mengalami perkembangan yang sangat signifikan. Berawal dari di "sakral" kannya gamelan degung, harus adanya umbul-umbul, dan masih banyak lagi.  


Bila kita cermati pertunjukan karesemen mapag panganten di zaman sekarang,  instrumen-intrumen tersebut sudah berganti dan lebih disederhanakan lagi dengan penggunaan alat musik/waditra kacapi, suling, kendang, perkusi, biola dan juru kawih.*

Flag Counter     °Edu  🛡️Editor


⭕TikTok

"Karena sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan..."

Membangun Untuk Indonesia...

Translate news

Powered by Google TranslateTranslate

PILIHAN                                    


        • Putri Chandrawati di Hukum Jadi 10 Tahun…
        • IPW Buka Suara Terkait Dua Tokoh Masyara…
        • TERKAIT WARGA TAK MAMPUIbnu Hajar Tanjun…
        • Selamatkan Aset Negara, BPN Kota Depok B…
      • Cukup Setengah Jam Warga Cilangkap Lega …
      • Plt. Wali Kota Bekasi Resmikan Nama Jala…
      • BPN Kota Depok Serahkan Sertifikat Aset …
      • Wali Kota Seongnam Shin Sang-jin Bahas K…

    • SUWANDI; Pengawas Koperasi, Dinas Kopera…


        • PAN dan Golkar Merapat' Ke PrabowoKetua …
        • Plt. Wali Kota Bekasi Bersama DLH Lakuka…
      • Dewan ARH Memonitor Kegiatan Pembangunan…

Komentar


Urut Berdasarkan 

Komentar tidak dipublikasikan.


UN DESAUN DESA
Departemen Urusan Ekonomi dan Sosial PBB


Angle Danau TambelangAngle Danau Tambelang
Wow Destinasi Wisata Bersama Keluarga BE…
Mengurangi Nyeri dan Panas di Tenggoroka…
Grey Peacock PheasantGrey Peacock Pheasant
Burung yang Menarik dan Ramah…

Ini Tanaman Obat Asam Urat dan Perlu Ditanam di Rumah


Follow:  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar