10 November 2025: Hari Pahlawan Nasional

  • Cover
  • Kabar 
  • Video
  •  



      JELANG MUSDA VI : Alex Ziblo Disebut Ketua DPD PAN Kota Bekasi Hampir Penuhi “Paket…


      SURVEI LITBANG KOMPAS : Naik 76% Tingkat Kepercayaan Publik Terhadap Polri

      Kreativitas Warga, Fondasi Baru Ketahanan Pangan Nasional

      Terduga Pelaku SMAN 72 Pribadi Tertutup

      SINERGI MENUJU PEMBARUAN POLRI : Komisi Percepatan Reformasi Polri…

      Diskominfostandi Terus Gencarkan Diseminasi Layanan Kegawatdaruratan…

      Kakorlantas : Pembayaran Pajak Semudah Membayar Pulsa

      MENCARI SOLUSI ATASI MASALAH SAMPAH: F-KPKC Gelar Sarasehan Dan…

      RAPAT PERDANA KOMISI PERCEPATAN REFORMASI Kapolri : Polri Terbuka dan…

      FORUM KETAHANAN PANGAN CIBATU: Akan Gelar Sarasehan Dengan Hadirkan…

      Diduga Jadi Korban Kekerasan Sopir Truk : Bhabinkamtibmas Polsek Metro Penjaringan…

      Inspektorat Daerah Kota Bekasi Gelar Bimbingan Teknis Pengadaan Barang/Jasa…

      RESMI TERBENTUK : Pokja Wartawan Satria - Utara Siap Menjadi Mitra Publik

      Eks Karyawan Sritex : Diterima Kerja Lagi, Ada yang Tak Masalah Umur di Atas 35…

      Wujudkan “PKK Keren” dengan Aksi Nyata Pemberdayaan Keluarga

      WAWALI HARRIS BOBIHOE : Meneguhkan Peran Santri Dengan Nilai Kebangsaan

      Warga Padati Festival Olahraga Rawalumbu, Tri Adhianto Ajak Warga…

      JIKA PROGRAM GARUT HEBAT BERHASIL: Masihkah Kita Ingin Pemekaran?

      Hadiri Wisuda Ukri, Ini Pesan Wawali Harris Bobihoe Kepada Generasi Penerus

      Presiden Prabowo Ulang Tahun ke-74

      TANAMKAN WAWASAN KEBANGSAAN: PWI Pokja Jaksel Kerjasama dengan S…

      KOLABORASI MEDIA DAN ORMAS : Kapolda Metro Jaya Tegaskan Komitmennya Lew…

      Diskominfostandi Kota Bekasi Gelar Diseminasi Layanan NTPD 112 di Kecamatan…

      Kapolda Banten Kunjungi Mako Kopassus-Lanal di Serang untuk Perkuat…

      MENGELOLA SAMPAH : Upaya Menata Kehidupan yang Sehat dan Berkelanjutan

      Sembilan Kajati Ditarik ke Kejagung : Jaksa Agung ST Burhanuddin Memutasi 73…

      WAWALI HARRIS BOBIHOE : MBG Investasi Masa Depan Emas, Pemkot Bekasi Dukun…

      Buru Geng Motor Serang Warkop: Tim Gabungan Polda Metro Jaya Telah Kantongi…

      Wali Kota Bekasi Tinjau MPP yang Buka Layanan Saat Car Free Day, Urus Administrasi…

      Buka Program Pemagangan Ke Jepang: Wali Kota Bekasi Siapkan SDM Unggul dan…

      BUKTI KEJAHATAN JALANAN: Ratusan Sajam Dimusnahkan Polres Metro…

      ASN KOTA BEKASI GELAR JUMAT BERKAH: Wali Kota Tri Adhianto Turun Langsung…

      MBG DI GARUT : Perlu Penataan Kembali Program MBG

      TRANSFORMASI TOTAL ANGGOTA DEWAN: Sahkan RUU Perampasan Asset

      Rekam Jejak Sosok Irjen Pol Hengki Kapolda Banten

      Rincian Garis Besar RAPBD Kab Sumenep Tahun Anggaran 2026

      SAAT PIMPIN APEL PAGI : Kakorlantas Polri Tegaskan Tingkatkan Pelayanan Publik…

      IPW Mendesak Kapolda Membentuk Tim Investigasi Agar Perkap Pengawasan…

      Penempatan Pemangku Jabatan Pemerintah Kota Bekasi sebagai Pengurus pa…

      Wawali Harris Bobihoe Ajak Tokoh Masyarakat Siapkan Generasi Dengan Pendidika…

      Sosok Brigjen Ade Ary Kini Sebagai Karo Multimedia Divisi Humas Polri

      Menkeu Soroti Kudus Siapkan Kawasan Industri Tembakau 5 Ha

      Sejumlah Jabatan Jaksa di Dicopot

      Upaya Menguatkan Kemandirian Pangan Masyarakat

      PROGRAM 1 DESA 1 SARJANA DI GARUT: Harapan Baru untuk Masa…

      Wali Kota Tri Adhianto Lantik 385 PPPK dan PNS Baru, Tegaskan Kinerja Harus Lebi…

      GEBER 2 BURONAN INTERPOL : NCB Interpol Tidak Diam dan Terus Berkerja

      Bukti Kerja Nyata Jaga Warga Tetap Sehat : Kota Bekasi Raih Tiga Penghargaan Kesehata…

      Presiden Prabowo Bahas Perkembangan Program Pemerintah

      Tri Adhianto Pastikan 385 PPPK Tahap II Segera Dilantik 1 Oktober 2025


      Wakil Wali Kota Hadiri Pelantikan Pengurus Alisa Khadijah ICMI Bekasi…
      13 menit lalu
      Danau VIP Jadi Hidup Lagi, Tri Adhianto Tanam Pohon dan Tebar Ikan Bareng Warga
      33 menit lalu
      Monitoring Penilaian Lapangan Untuk Anugerah Gapura Sri Baduga Tingkat…
      35 menit lalu
      Pembacok Anggota TNI di Wonosobo Berhasil Ditangkap Ngumpet di Gubug
      22 jam lalu
      Kapolda Metro Jaya : Perusuh yang Ditangkap, Bukan Pendemo
      1 hari lalu
      Bupati Bekasi Dukung Proses Hukum Terkait Korupsi Dana Desa Sumberjaya
      2 hari lalu
      Gandeng PT. Garuda Gemah Nusantara, Tri Adhianto Optimis Stadion Patriot Jadi…
      2 hari lalu
      Lontarkan 4 Tuntutan : Demo Aliansi Rakyat Miskin Kota Datangi DPRD Kota Bekasi
      6 hari lalu
      Konsolidasi NPCI Wilayah Jabar II: Tekankan Pemahaman Pengelolaan…
      6 hari lalu
      Wawali Harris Bobihoe : Pelatihan Kewirausahaan Bagi Kelompok Rentan Cerminan…
      6 hari lalu
      Reshuffle Kabinet 5 Menteri Diganti

      MUSDA VI : PKS Kota Bekasi Tetap Kritis dan Dukung Program Pemerintah yang…

      Wali Kota Bekasi Lepas 25 Atlet Sepak Bola Putri Ikuti Kualifikasi Porprov 2026

      Berakhirnya Dualisme Kepengurusan : PWI Bekasi Raya Gelar Tasyakuran

      Pemkot Bekasi Tegas Tindak Lanjuti Kasus Pembuangan Limbah Tinja ke Sungai…

      Acil Bimbo Meninggal Dunia : Berjuang Melawan Kanker Paru

      19 Pejabat Esselon II Hari Ini Resmi Berotasi : Bapenda Ditarget Satu Tahun Perbaiki…

      Satpol PP Kota Bekasi Bersama TNI dan Polri Kerahkan Pasukan…

      HONOR RT/RW NAIK : Dana Hibah RW Cair Oktober 2025 dengan Syarat Inovasi…

      MELAYAT : Rumah Duka Almarhum Driver Ojol Affan Kurniawan Disambangi…

      Kapolri Temui Keluarga Ojol yang Tewas Ditabrak Mobil Rantis Brimob
      1 menit lalu
      IPW : Tangkap Personil Brimob yang Menabrak Ojol
      5 menit lalu
      Jambore PKK Kota Bekasi: Lestarikan Permainan Tradisional, Pererat Silaturah…
      9 menit lalu
      Wali Kota Bekasi Buka Diklat Pemberdayaan Masyarakat bagi Aparatur Dinas…
      11 menit lalu
      Instruksi Kapolda Metro Agar Anggotanya Tidak Bawa Senpi Kawal Demo Buruh
      12 menit lalu
      Mabes Polri Instruksikan Jajarannya Agar Melindungi Wartawan Saat Bertugas
      14 menit lalu
      DARURAT SAMPAH : Pemerintah Kota Bekasi Gelar Konsultasi Publik Rencana…
      16 menit lalu
      SP3JB Akan Mengajukan Pemakzulan Gubernur Jawa Barat
      18 menit lalu
      Wali Kota Bekasi : Dana Hibah 100 juta/RW akan Dicairkan Ada Syaratnya
      20 menit lalu
      Wakil Wali Kota Bekasi Buka Gelar Teknologi Tepat Guna dan Lomba Inovasi Daerah

      Dua Pasang Kandidat Masuk Gelanggang Kongres PWI

      Demo 25 Agustus 2025 untuk Lumpuhkan DPR RI

      Kunjungan Urban Farming Bekasi Keren Panen Bawang Dayak dan Pembukaan Lom…

      2 Jenderal Ini Memimpin Polda Metro Jaya

      Polisi Tangkap 'Aktor Utama' Kasus Dugaan Pembunuhan Kepala Cabang BRI

      Jejak Christian Permana : Tim Inti Paskibraka Kabupaten Pandeglang

      Wali Kota Bekasi, Tri Adhianto buka Roadshow MPP di Pasar Alam Vida

      Duet Wawali Harris Bobihoe Dan Obbie Messakh Bikin Malam Puncak HUT RI…

      PWI Bekasi Raya Gelar Family Gathering dan Donor Darah Bersama Transera Waterpark

      Jejak Christian Permana : Tim Inti Paskibraka Kabupaten Pandeglang

      Wali Kota Bekasi, Tri Adhianto buka Roadshow MPP di Pasar Alam Vida

      Duet Wawali Harris Bobihoe Dan Obbie Messakh Bikin Malam Puncak HUT RI…

      PWI Bekasi Raya Gelar Family Gathering dan Donor Darah Bersama Transera Waterpark

      Ziarah ke Makam Pahlawan KH Noer Ali di HUT PAN ke 27

      Tri Adhianto Ajak KDM Seharian Keliling Tinjau Pembangunan di Kota Bekasi

      Diskominfostandi Sosialisasikan Perwal Tentang Pedoman Pengelolaan PPID

      BERTEKAD PERKUAT KONSOLIDASI ORGANISASI : Munir Raih Dukungan…

      Wamenaker Immanuel Ebenezer Kena OTT KPK

      Tangkis Issue IWO Kota Bekasi Tidak Solid : Ini yang Dilakukan ...

      Wali Kota Bekasi Tri Adhianto Buka Pemeriksaan Kesehatan Gratis, Wujudkan Visi Sehat…

      Kapolri Hadiri Perayaan HUT ke-80 RI di Bundaran HI Berbaur Bersama Warga

      Semarak HUT RI ke 80 di Kecamatan Bekasi Barat

      Tri Adhianto Tekankan Persatuan di HUT RI ke-80, 35 Warga Binaan Terima Remisi…

      Hadir Gibran Rakabuming di 'Semarak Kalimalang 2025' HUT RI 80 : Hadiah "3 Motor…

      Memperingati HUT RI ke 80 - RW.023: "Mencintai Tanah Air, Menjaga Lingkungan"

      Bertepatan Enam Bulan Joao Mengundurkan Diri Memimpin BUMN

      TEBAR BIBIT IKAN DI DANAU DUTA HARAPAN : Lurah Harapan Baru : Akan Dibang…

      Wali Kota Kota Depok Ingin Situ Jadi Sarana Olahraga dan Wisata Warga

      Pasang Bendera Hingga Motoran Bareng Club Motor Bekasi : Mas Wali Dan Bang…

      Ayo Wujudkan Sumenep Bersih dan Hijau "Bersatu Untuk Adipura 2025"

      Wawali Harris Bobihoe : Kota Bekasi Dukung Penuh Percepatan Penanganan…

      Malam Final Abang Mpok Kota Bekasi : Ini Pesan Wawali Abdul Harris Bobihoe

      Pengurus Pusat IWO Bersiap Jadi Konstituen Dewan Pers

      KAPOLRI TANAM MANGROVE DI KALBAR : Jaga Lingkungan untuk Masa Depan Anak-Cuc…

      KAPOLRI GANTI 7 KAPOLDA : Kapolda Metro Jaya dari Irjen Karyoto ke Irjen Asep Edi…


      Wujudkan Kota Sehat, Wali Kota Bekasi Pimpin Langsung Verifikasi Swasti Saba 2025

      Terpidana Gus Nur Bebas Dapat Amnesti Prabowo : Terkait Kasus Tuduhan Ijaza…

      IPW Mendorong Kasus Penangkapan dan Penguntitan Anggota Densus 88 Terbuka"

      Wali Kota Bekasi Apresiasi Rumah Batik Lansia Selasih, Dorong Kreativitas dan…

      Daftar 61 Personel Polri yang Dimutasi Pada Agustus 2025

      SITI BARKAH HASANAH : Dukung Penuh Pelaksanaan CKG Sekolah untuk Langka…

      Lompatan Besar PLN ke Fortune Global 500 : Digitalisasi dan Beyond kWh…

      Habiburokhman Apresiasi Polisi Berhasil Ungkap Kematian Diplomat Kemlu

      TIDAK ADA KORBAN JIWA : Aparat Pastikan Kapal Kandas Bermuatan Beras Bulog Aman

      Ketua Dewan Pembina Yayasan Yasporbi Kunjungi Sekolah TK SD SMP dan SMA



      Plaza Patriot Jadi Wadah Edukasi dan Hiburan, Tri Adhianto Nobar Film…

      SERUKAN SEMANGAT BERQURBAN: Wakil Bupati Bogor Sholat Idul Adha 1446 …

      TEKEN KOMITMEN PEMBERANTASAN KORUPSI Dihadiri Dedi Mulyadi, Wali…

      TPA BANTARGEBANG KATEGORI DARURAT : Wali Kota Serukan Gerakan…

      Bupati Bogor Akan Terapkan Reformasi Hari Belajar dan Batasan Jam Keluyuran Pelajar

      Kinerja 100 Hari Rudy Susmanto dan Jaro Ade Mencapai 82,54 Persen

      PEMKAB BOGOR SINERGI KEBERLANJUTAN Rudy Susmanto : Menindaklanjuti…

      Ini Survei FORSI : Kepuasan Masyarakat Atas Kinerja Ditlantas Polda Metro 87%

      Seorang Ibu Menangis Sampaikan Kondisi Kesehatan Anaknya ke Wawali Abdul…

      Zulkifli Hasan Urutan Pertama Menko dengan Kinerja Terbaik



      Kehadiran Presiden Prabowo Hadir di KLCC KTT 46 ASEAN

      AKIBAT YEL-YEL PERSIKAS Emosi KDM Meledak Demi Rakyat ..."

      Gedung Baru Kelurahan Jatibening Baru Diresmikan : Wali Kota Bekasi Dorong…

      RSUD CAM Gelar Giat Donor Darah Dan Disdukcapil Kota Bekasi Optimalkan Layanan…

      Buih Digital" Sastrawan : Dari Alisjahbana, Taufiq Ismail, Rendra, Wiji Thukul hingga J.…

      KDM Disebut Gubernur Lambe Turah : "Yang Penting Bisa Wujudkan Janji Ke Rakyat ..."

      TOTAL RP.126 JUTA : Buruan Daftar Mumpung Pemkot Bekasi Kembali Adakan Lom…

      Pemerintah Kota Bekasi Gelar Operasi Peredaran Minuman Beralkohol

      Penertiban Pedagang Kaki Lima yang Menyalahi Aturan

      IPW Mendesak Kapolri Membentuk Satgas Anti Premanisme



      IPW Mendesak Kapolri Membentuk Satgas Anti Premanisme

      Dewan Penasehat KPKC Uus Sumirat : Pengelolaan BUMDes dan Desa Wisata it…

      GARUT HEBAT : Masyarakat Butuh Gebrakan Hebat

      WALI KOTA BEKASI TRI ADHIANTO LEPAS 420 CALON JAMAAH HAJI…

      Wali Kota Bekasi Tinjau Penertiban Bangunan Liar dan Pengerukan Kali di Jalan…

      Di Halal Bihalal Ormas Pejuang Siliwangi Dukung Kebijakan Gubernur Jabar…

      Alex Ziblo Optimis Yakin Maju Jadi Kandidat Ketua DPD PAN Kota Bekasi

      Wali dan Wawali Kota Bekasi Sambut Kepala BPK Provinsi Jabar

      Ini Pernyataan Wakil Wali Kota Bekasi Saat Hadiri Pisah Sambut Kapolres

      Laskar Bingung : Anto Baret


      KOPI'RED   

      Kreativitas Warga, Fondasi Baru Ketahanan Pangan Nasional

      Ketahanan
      pangan bukan hanya tanggung jawab pemerintah, tetapi menjadi urusan seluruh rakyat. Di tengah ancaman perubahan iklim, kenaikan harga bahan pokok, tingginya harga pupuk dan keterbatasan lahan, masyarakat justru memiliki potensi besar untuk berperan aktif melalui kreativitas dan inovasi di lingkungan masing-masing. Di banyak daerah, sudah mulai tumbuh kesadaran warga masyarakat, seperti menanam sayur mayur di pekarangan, budidaya ikan, hingga mengolah sampah organik menjadi pupuk kompos. Sebuah langkah positif dana kreatif. Inilah bentuk nyata kemandirian pangan berbasis rumah tangga yang sederhana namun akan berdampak luas. Ketahanan pangan sejati justru lahir dari gerakan kecil seperti ini, dari kesadaran bahwa setiap keluarga dapat memproduksi sebagian pangannya sendiri. Lebih dari itu, kreativitas masyarakat juga tampak dalam pengolahan bahan pangan lokal. Talas, singkong, dan sorgum kini mulai diolah menjadi produk modern yang bernilai ekonomi. Dengan sentuhan inovasi, bahan sederhana dapat menjadi sumber penghasilan baru dan memperkuat ekonomi lokal. Di sebuah tatar pedesaan Garut Utara, sekelompok warga yang tergabung dalam Forum Ketahanan Pangan Kecamatan Cibatu, mendorong masyarakatnya untuk menanam talas, pepaya dan kacang sacha inchi yang hasil panennya disamping dipasarkan, juga dapat diolah menjadi berbagai produk pangan yang diyakini akan mendapat respon positif dari pasar. Dengan demikian masyarakat akan mendapat penghasilan tambahan untuk memenuhi kebutuhan keluarga. Namun gerakan kreatif ini sangat diharapkan mendapat perhatian dari Pemerintah (Daerah), jagan dibiarkan berjalan sendiri. Pemerintah harus hadir untuk memperkuat dukungan terhadap gerakan semacam ini, bukan hanya dengan bantuan fisik, tetapi juga pendampingan, pelatihan inovasi, dan akses informasi. Dunia pendidikan pun perlu mengubah paradigma: pertanian bukan sekadar pekerjaan tradisional, melainkan bidang yang penuh potensi kreatif dan teknologi masa depan. Ketahanan pangan bukan hanya soal produksi beras, jagung atau komoditas pangan lainnya, melainkan soal kemandirian, distribusi, dan pola konsumsi. Ketika masyarakat mampu menghasilkan dan mengolah pangannya sendiri, ketergantungan terhadap pasokan luar akan berkurang. Itulah bentuk kedaulatan pangan yang sesungguhnya. Maka, membangun ketahanan pangan harus dimulai dari rumah, dari desa, dan dari tangan-tangan kreatif warga sendiri. Dengan semangat gotong royong dan inovasi, bangsa ini dapat berdiri tegak menghadapi berbagai krisis pangan global. Karena sejatinya, ketahanan pangan adalah karya bersama rakyat yang kreatif dan peduli terhadap masa depan bangsanya.


      TRANSFORMASI TOTAL ANGGOTA DEWAN: Sahkan RUU Perampasan Asset

      Tragedi "penjarahan rumah" anggota dewan, dampaknya justeru telah membuahkan penonaktifan lima anggota DPR-RI oleh partai politiknya. Disusul kemudian demo berjilid- jilid mendesak DPR-RI untuk segera mensahkan RUU Perampasan Asset. Moment ini bisa menjadi epifani pemicu transformasi total identitas dari keartisan mereka menjadi politisi yang bertanggungjawab dengan status barunya mengabdi pada kepentingan rakyat. Contoh, Mulan Jamila justeru memahami peran barunya dalam masyarakat. Bahkan Nurul Arifin (Golkar) Nurul Arifin (PAN) dan Rieke Diah Pitaloka (PDI-P) mereka semua sudah sangat nyaman berkiprah di identitas barunya, berjuang untuk kepentingan rakyat. Sehingga sangat mustahil tertarik kembali ke identitas lamanya (irreversible). Transformasi identitas total bagi anggota dewan di pusat maupun daerah sangat dibutuhkan, tidak peduli latarbelakang darimana anda berasal. Sebagai anggota dewan adalah profesi mulia mewakili rakyat, sangat hina sekali kalau hanya sekedar mau nambah kekayaan atau cari kebanggaan semu sebagai pejabat legislatif. Justeru moment terbaik ini bisa membuat legacy sebagai pejabat yang amanah, di antaranya segera sahkan RUU Perampasan Asset yang sangat ditunggu-tunggu rakyat.*

      MBG DI GARUT : Perlu Penataan Kembali Program MBG

      Pemerintah
      bertekad untuk terus merealisasikan dan mengakselerasi pelaksanaan Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang ditetapkan Presiden Prabowo Subianto sebagai program prioritas nasional. Hingga akhir Juli 2025, diperkirakan sebanyak 7.374.135 penerima manfaat telah dijangkau melalui 2.375 dapur komunitas gizi (SPPG) aktif, menyasar anak sekolah, balita, ibu hamil dan menyusui, serta santri di pesantren dan sekolah keagamaan. Ditargetkan Presiden Prabowo menargetkan program ini menjangkau sebanyak 82,9 juta penerima manfaat di akhir tahun 2025. Selain menyediakan makanan bergizi, program ini juga diharapkan mampu membuka lebih dari 100 ribu lapangan kerja baru sekaligus dalam pelaksanaanya dapat melibatkan berbagai unsur di tengah-tengah masyarakat seperti UMKM, petani, nelayan, dan koperasi setempat. Oleh karena itu tidaklah berlebian apabila dikatakan bahwa program ini merupakan sebuah strategi pembangunan multiguna. MBG merupakan salah satu program prioritas nasional sebagai upaya pemerintah untuk memastikan bahwa seluruh lapisan masyarakat, terutama anak-anak dan kelompok rentan, mendapatkan asupan gizi yang cukup. Ada empat kelompok penerima manfaat yang menjadi sasaran utama MBG sesuai Perpres Nomor 83 Tahun 2024, yaitu : peserta didik pada jenjang usia dini, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah, anak usia di bawah lima tahun (balita), ibu hamil dan ibu menyusui. Pelaksanaan program MBG akan menyasar empat kelompok utama tersebut dengan target sebanyak 17.980.263 orang sampai dengan akhir tahun 2025 dari rotal target keseluruhan sebanyak 82,9 juta penerima manfaat dengan serapan anggaran sebesar Rp. 171 triliun. Pada saat ini, pelaksanaan program MBG dilakukan untuk kabupaten/kota yang telah memiliki infrastruktur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG). Jadi MBG sejatinya adalah sebuah program yang besar manfaatnya bagi masyarakat. Betapa tidak, MBG selain fokus untuk peningkatan gizi anak-anak sekolah dan ibu-ibu hamil atau menyusui, juga diharapkan bisa membuka lapangan kerja baru dan pengembangan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM), sehingga diharapkan sedikit banyak bisa berkontribusi pada pengurangan angka kemiskinan. Namun, seiring berjalannya waktu, berbagai tantangan dan masalah mulai muncul dalam pelaksanaannya. Di Kabupaten Garut, isu tentang MBG semakin ramai dibicarakan masyarakat. Bukan lagi seputar sambutan positif yang dibahas, akan tetapi berabagai permasalahan lain yang kini timbul di masyarakat. Mulai dari belum meratanya penerima manfaat, belum aktifnya dapur atau SPPG yang sudah siap operasional, menu yang minim kualitas hingga aroma “bagi-bagi” anggaran biaya Dapur atau SPPG bahkan akhir-akhir ini viral kasus keracunan para siswa akibat menkonsumsi sajian MBG, tak terkecuali yang sedang terjadi di wilayah hukum Kabupaten Garut. Terkait peristiwa keracunan yang terjadi di Kabupaten Garut, yang terkini dan sangat menyita perhatian masyarakat adalah keracunan siswa-siswa Sekolah Lanjutan Atas di Kadungora, kabupaten garut, yang menimpa para pelajar dari empat sekolah, yakni SDN 3 Talagasari, SMPN 1 Kadungora, SMP PGRI, dan SMA Annisa. Mereka mengalami gejala mual, pusing, muntah, diare, dan sesak napas. Korbannya tidak tanggung-tanggung hingga 300-an orang. Sementara itu Pemerintah Kabupaten Garut telah mengambil langkah-langkah penting untuk meminimalisasi resiko atau dampak negatif yang mungkin timbul dalam pelaksanaan program MBG, antara lain dengan menetapkan status KLB (Kejadian Luar Biasa) keracunan MBG, menghentikan sementara kegiatan operasional beberapa dapur MBG {SPPG) dan melakukan uji laboratorium terhadap menu MBG yang disinyalir menjadi penyebab keracunan. Sedangkan di tingkat pusat, hingga saat ini pemerintah tidak atau belum mengambil langkah untuk menghentikan sementara, melainkan melakukan evaluasi. Walau bagaimanapun program MBG sudah ditetapkan oleh Pemerintah sebagai program prioritas. Tentunya pemerintah tidak akan terburu-buru membuat keputusan terkait deakan ini. Bahkan di kabarkan Presiden Prabowo akan segera mengeluarkan Peraturan Presiden (Perpres) tentang Tata Kelola Makan Bergizi. Perpres mana tengah dirancang dan ditargetkan segera rampung. Oleh karena itu, kiranya Pemerintah perlu menata kembali program MBG ini agar pelaksanaan dan manfaatnya bisa dirasakan secara maksimal oleh masyarakat dengan sebagaimana mestinya. Beberapa usulan kiranya bisa disampaikan kepada Pemerintah, baikmdi tingkat pusat maupun daerah untuk segera mengambil langkah-langkah antisipatif, antara lain berupa : 1. Evaluasi Program MBG melibatkan bannyak fungsi, oleh karena itu perlu koordinasi yang efektif dan efisien diantara phak-pihakyang terlibat. Untuk menjaga keharmonisan dan kesinambungan proses u=yang baik, aman dan lancar, dari waktu ke waktu diperlukan penyesuaian program dengan pelaksanaan di lapangan sehingga program MBG bisa benar-benar dirasakan oleh penerima manfaat secara maksimal. 2. Pengawasan dan Transparansi Agar program berjalan dan dengan kualitas yang baik, maka dirasa perlu adanya pengawasan yang ketat dan berkelanjutan, khusunya untuk mencegah terjadinya penyimpangan, termasuk memupus isu terjaidnya praktik korupsi dalam pemyelenggaraan MBG. 3. Ketegasan Agar pengawasan berjalan efektif dan program MBG berjalan dengan kualitas yang baik, maka dirasa perlu adanya ketegasan dari Pemerintah, khsusnya dalam mensikapi terjadinya penyimpangan-penyimpangan yang terjadi dalam pelaksanaan program MBG dan tindak lanjut hasil pengawasan yang dilakukan. 4. Pos Pengaduan yang Transparan dan Efektif Melihat banyaknya permasalahan yang dihadapi dalam pelaksanaan program MBG selama ini, untuk menjaga agar pemberian makanan memenuhi kebutuhan kuantitas dan kualitas sebagaimana mestinya, maka perlu disertai dengan penyediaan pos pengaduan masyarakat secara terbuka dan efektif. Hal ini bertujuan agar masyarakat mudah menyampaikan penyimpangan yang terjadi dan keluhan serta masukan yang transparan, efisien dan efektif. 5. Kesimpulan Program MBG sejatinya merupakan upaya mulia yang harus terus dijaga kuantitas, kualitas dan efektifitasnya. Dengan menata kembali program ini secara menyeluruh, maka tujuan utama program MBG diharapkan dapat tercapai dengan lebih optimal. Semoga. Aamiin.*


      TARIAN ELIT

      Bismillahirrahmanirrahim
      ... Adalah Abu Bakar Siddiq RA. sahabat Rasulullah, 1.400 tahun lalu dalam pidato pertamanya sebagai khalifah berkata : "Jika aku berbuat baik, bantulah aku. Jika aku berbuat salah, luruskanlah aku. Ketaatan kepadaku selama aku taat kepada Allah dan Rasul-Nya. Jika aku durhaka kepada Allah dan Rasul-Nya, maka tidak ada ketaatan kepadaku." Selaras dengan apa yang diucapkan sejarahwan Inggris Lord Acton ; "Power tends to corrupt, and absolute power corrupts absolutely" Tafsir bebas "Malaikat pun akan menjadi iblis bila dekat dengan kekuasaan" Ketika kekuasaan tiba dan berada ditangannya seseorang akan cenderung menjadi korup dan kehilangan integritas, inilah yang kuatirkan oleh Abu Bakar Siddiq RA. Tentu pesan ini sudah sampai dan diketahui oleh elit politik di Senayan maupun di Istana pemegang kekuasaan. Tekad patriotism diatas podium, joget riang serta flexing hidup hedon yang dipertontonkan elit politik sangatlah menjengkelkan dan melukai suara hati rakyat disaat masyarakat terhimpit kemiskinan dan kesulitan ekonomi, dimanakah etika dan rasa empatimu, tidak salah Iwan Fals bilang "Kalau cinta sudah dibuang jangan harapan keadilan akan datang." Etikabilitas dan Kapasitas adalah syarat mutlak yang wajib dimiliki pemimpin dan penyelenggara Negara bukan berdasarkan tingkat elektabilitas yang dirilis lembaga survei (pelacur akademis) dalam menggiring opini dan melegalisasi kebohongan publik, lalu selain memproduksi drakor dan lelucon, bisa apa mereka untuk negeri ini? Jangan berhenti mencintai Islam dan Indonesia. Barrakalloh fiikum.[*](m.iqbal.u)


      Suara Perdamaian


      PERISTIWA yang terjadi beberapa hari belakangan ini seakan membuka lagi lembaran catatan kejadian sekian puluh tahun lalu. Zaman Gedoran, di mana kumpulan orang yang disebut gerombolan mendatangi rumah-rumah orang berada atau tokoh agama dan tokoh masyarakat, selanjutnya melakukan aksi menjarah harta bendanya. Bukan hanya itu, bahkan nyawa pemilik rumah pun tidak luput dari incaran mereka. Saat ini sejarah seperti kembali berulang, dipicu ucapan menyakiti hari rakyat dari mereka yang katanya menerima mandat dari rakyat, gelombang amarah pun bergerak secara masif. Semula hanya ke gedung tempat wakil-wakil rakyat itu berkumpul kemudian berlanjut ke rumah-rumah pribadi wakil-wakil rakyat tadi. Awalnya hanya ingin menyampaikan aspirasi, lalu menjadi anarkis karena ada yang gugur atau mati. Satu persatu, rumah-rumah wakil rakyat atau pejabat didatangi. Dicorat-coreti tembok pagar atau dinding rumahnya. Diambil barang-barangnya, ditebar simpanan uangnya, dipertunjukkan koleksi 'barang-barang berharga lainnya' bahkan dipertontonkan nilai hasil akhir belajarnya. Ini bukan lagi penyampaian aspirasi, sebuah bentuk protes atas perlakuan atau tanggapan dari polah para politisi. Tapi ini sudah mengarah ke kriminal murni. Mengambil barang-barang milik orang lain tanpa merasa bersalah karena berlindung atas nama tuntutan keadilan. Sekalipun salah satu penyebabnya dipicu karena prilaku 'tolol' dari mulut legislator, seharusnya aksi penjarahan jangan sampai terjadi. Ada yang bilang kalau tidak ada penjarahan tidak akan ada tanggapan dari pemegang kekuasaan. Ada juga yang menekankan, penjarahan itu sebagai peringatan untuk membuat para wakil rakyat sadar akan peran dan fungsinya. Semuanya sudah dan sedang terjadi, kita percaya aparat bisa mengatasi. Dibantu para tokoh masyarakat dan tokoh àgama, TNI dan Polri semoga secepatnya mengambil langkah membuat semuanya reda dan keadaan kondusif lagi. Kita tentu tidak ingin ini negeri yang dimerdekakan para pejuang dengan darah, air mata, harta dan taruhan nyawa, tercabik-cabik karena ulah segelintir orang yang mengatasnamakan demokrasi dalam menyampaikan aspirasi namun prilakunya justru menginjak-injak demokrasi. Menghalalkan segala cara untuk mencapai tujuan, entah itu tujuan politik, ekonomi atau kekuasaan lainnya. Caranya dengan memanfaatkan segerombolan orang untuk mengeruhkan keadaan melalui aksi penjarahan. Mari jaga negeri kita, provinsi kita, kabupaten kita, kota kita, kecamatan kita, desa-kelurahan kita, rukun warga kita, rukun tetangga kita, kampung kita dari niat jahat mereka yang ingin merusak tatanan lehidupan berbangsa dan bernegara di tanah air kita. Jika tidak keberatan, beri hukuman gantung, bukan di leher tapi di kaki, digantung secara terbalik kepada para koruptor atau minimal hukuman digelitikin warga satu kecamatan, jika si koruptor tertawa maka warga diberi kesempatan untuk cubit pipinya sampai si koruptor bisa merasakan pedihnya nasib rakyat yang dipaksa pasrah oleh keadaan. Kalau hal tersebut bisa dijalankan, yakinlah untuk selanjutnya Indonesia bisa benar-benar memakmurkan rakyatnya. Setidaknya, dalam kondisi ekonomi megap-megap seperti sekarang ini, rakyat masih bisa tertawa, ya tertawa, menertawakan dirinya sendiri! Sepertinya... Semoga..!


      KOTA TUA SERIBU KALI


      INI bukan sekadar catatan ringan tanpa arti. Tapi ini upaya mencari kebenaran sebagai pembuktian bahwa dulu yang namanya Kota Tua punya peradaban kali (sungai). Ciri-ciri sebuah wilayah disebut sebagai Kota Tua, salah satunya memiliki banyak kali. Konon di masa itu, satu-satunya alat transportasi yang memungkinkan masyarakatnya melakukan aktivitas dari hulu hingga ke hilir atau sebaliknya, ya melalui jalur kali. Sayangnya, makin ke sini semakin banyak kali yang diubah fungsi. Kali tidak lagi menjadi jalur utama transportasi. Tetapi kali menjadi tempat pembuangan atau malah dibikin menjadi kali mati, diurug, dibeton, dipondasi, dijadikan tempat mendirikan bangunan untuk usaha dalam upaya meningkatkan ekonomi. Kali yang awal-awalnya berukuran lebar kemudian menjadi menyempit. Sebagai tempat mengalirnya air dari hulu ke hilir, seharusnya kali menjadi solusi untuk pencegahan terjadinya banjir. Jika fungsi kali tidak mengalami perubahan secara fisik, sayangnya ukuran lebar kali pelan tapi pasti berubah dan terus mengecil bahkan akhirnya hilang ditimbun tanah. Hari-hari belakangan ini, Kota Tua menjadi sorotan warga se-Nusantara. Keberadaan kalinya yang entah bagaimana wujudnya. Dengan semangat Ngurus Lembur Nata Kota oleh Gubernur, akan dikembalikan lagi kewujud asalnya. Kali sebagai jalur air dimaksimalkan lagi. Entah sudah berapa bangunan liar yang berdiri di atas atau di pinggir kali dirobohkan. Belum lagi jembatan yang ternyata begitu dibongkar menjadi tempat mengendapnya sampah selama bertahun-tahun dan menimbulkan dampak banjir di sekitarnya. Tentu ada yang suka dan tidak suka dengan langkah yang diambil Gubernur. Yang suka tentu punya alasan karena melihat kali berfungsi kembali secara maksimal. Yang tidak suka juga punya alasan untuk menjelaskan ketidaksukaannya. Dibutuhkan keberanian Gubernur untuk membuat langkah yang tidak populer di mata masyarakatnya. Dalam satu peristiwa diceritakan bagaimana seorang walikota di Fudai, Jepang, namanya Kotaku Wamura dijuluki sebagai Walikota Terbodoh dan Terboros karena menghabiskan tiga puluh juta dollar untuk membangun tembok di tepi laut setinggi 15 meter, lebih tinggi dari kota-kota lainnya yang hanya membangun tembok setinggi 6 meter. Sampai ajal menjemputnya, Kotaku Wamura masih dianggap sebagai Walikota Terbodoh dan Terboros. Sampai akhirnya di 2011 saat tsunami melanda Jepang. Berkat tembok yang dibangun Wamura, Kota Fudai terhindar dari musibah besar tersebut, ribuan nyawa warganya terselamatkan. Orang baru menyadari kalau Sang Walikota memiliki pandangan jauh kedepan demi rakyat yang dipimpinnya. Apalagi ini langkah seorang Gubernur. Semoga saja punya semangat yang sama seperti yang dilakukan oleh pejabat satu tingkat di bawahnya. Selamat bekerja Gubernur, teruslah bersinergi dengan para Bupati, Walikota serta semua pihak terkait. Selamat mewujudkan harapan banyak orang demi merasakan keadilan dan kesejahteraan di Tanah yang berlandaskan Silih Asah, Silih Asih dan Silih Asuh. Semoga Tuhan Yang Maha Esa selalu melindungi dan memberkati. Semoga Kota Tua Seribu Kali kembali menjadi Kota yang menjanjikan pemerataan di segala segi kehidupan...

       


      Budaya Sunda: Makna Ikat Kepala Dedi Mulyadi



      MENJADI perbincangan menarik akan sosok Gubernur Jabar Dedi Mulyadi yang dalam kesehariannya selalu mengenakan ikat kepala putih. Namun, sebagian orang mempertanyakan ikat kepala Dedi Mulyadi bukan berasal dari budaya Sunda, tapi cenderung mencangkok ikat kepala dari Bali. Iket kepala putih yg dililitkan di kepala KDM (bukan produk jadi tapi tapi kain putih yang dililitkan di kepala dengan tehnik tertentu). Menurut Dr. Nana Sutresna intelektual orang Sunda, sebenar nya bermakna simbolik dan spiritual yaitu untuk mengendalikan pemikiran yang liar. "Diyakini oleh masyarakat Nusantara, bukan Hindu Bali saja perlunya Ikat Kepala untuk menjunjung, menghormati, melindungi isi pemikiran yang ada di kepala", jelasnya. Menurut Maman Gantra. wartawan senior asal Bandung yang tinggal di Jakarta menduga gaya iket KDM (Kang Dedi Mulyadi) memang lebih terinspirasi Bali. Namun dijelaskan, Iket Sunda sendiri bermacam ragam, seperti iket gaya KDM, itu hanya salah satunya saja. Bahkan tren pemakaian iket di Jawa Barat sekarang ini, banyak yang memakai disain mirip ke Bali atau Jawa, lebih karena alasan praktis dan ekonomis saja -- bayak ditawarkan di market place. Lanjut Maman, sementara itu ada yang berpendapat leluhur Bali itu dari Sunda, termasuk dari sejumlah orang Bali sendiri. (Karenanya, pembangunan pura di kaki Gunung Salak tempo hari sangat didukung masyarakat Bali, karena dianggap pulang kampung. Bahkan, ada yang berpendapat "ajaran Sunda" yang sekarang "dipinjam" Bali itu suatu saat akan diambil kembali oleh orang Sunda). Misalnya seperti kesamaan Budaya Bali akan ajaran Tri Tangtu di Buana, juga dikenal dalam literasi Sunda yang .merupakan bagian dari Ajaran Galunggung termaktub dalam kitab Siksa Kanda'Ng Karesian. (Mungkin juga termaktub dalam kitab Kabuyutan Garut yang direproduksi ulang dalam daun lontar sejak abad 14 lalu - (redaksi). Diungkapkan Dr. Nana Sutresna, Sunda dan Bali mengacu pada prespektif budaya dan keyakinan yang sama. Dulu kita mengenal sunda besar dan sunda kecil. Kata sunda bukan merujuk kepada nama suku akan tetapi mengacu kepada peradaban, dimana sejak dulu aksara Sunda sudah Exis dengan literasi simbol ha na ca ra ka dan seterusnya, menjadi bangsa dengan peradaban tinggi di samping china, mori dan seterusnya. Melunturnya peradaban keyakinan orang Sunda menurutnya, tergantikan dengan seiring hadirnya agama agama samawi (taurat, zabur, injil dan quran) dan agama ardi (hindu, budha, dan seterusnya). Agama atau keyakinan asli Indonesia yaitu kapitayan yang merupakan akar dari aliran kepercayaan sunda wiwitan, kejawen dan bali mule. (Orang Sunda Baduy mengenal Adam dalam kultur spiritualnya, dimana hanya memuja Sang Hyang Tunggal atau Sang Hyang Widhi saja, seperti dipercaya oleh Hindu Bali - (redaksi). Hubungan peradaban Sunda di Nusantara, menurut Dudi Edu Kusdian, peneliti dari Mediadata diantaranya dijelaskan dengan sosok Sanjaya yang menjadi pendiri Wangsa Sanjaya Kerajaan Mataram Kuno atau Medang, Sanjaya adalah cucu dari Raja Sunda Terusbawa dari garis selir dan cucu Ratu Shima Kalingga di Jawa Tengah yang berasal dari Sunda juga. Bahkan perang saudara Sanjaya (penguasa Kalingga, Galuh dan Pakuan) dengan Sena cucu Terusbawa dari garis pernaisuri bisa dihindarkan, berkat diplomasi Raja Sriwijaya Dharmawangsa yang isterinya adalah puteri Terusbawa atau bibinya Sanjaya sendiri. Sena pun akhirnya dinobatkan menjadi penguasa raja Sunda Lanjut Dudi, dari segi peradaban budaya saja, untuk kesenian tradisional Sunda sekarang ini tercatat 200 lebih jenis kesenian yang ada. Bahkan musik Sunda memiliki tangga nada universal datimilada. Untuk Gending Sriwijaya misalnya, ada menyentuh bagian dari laras pelog Karawitan Sunda. Maman Gantra menerangkan kehadiran gubernur KDM dengan terobosan pemimpin yang memiliki visi berbasis budaya sunda (sebagai warisan nilai nilai peradaban, bukan suku menyempit sebagai suku sunda), adalah pangbeberah manah (penyenang jati) atas kebangkrutan "Budaya/Manusia Sunda" selama ini. "Manusia Sunda kehilangan jatidirinya selama ini, setelah runtuhnya Kerajaan Pajajaran. Dimana tatanilai sistem sosialnya menjadi cenderung feodalistik oleh Kerajaan Mataram, padahal mungkin basisnya egaliter seperti Sunda Baduy yang tidak memiliki undak usuk atau tingkatan bahasa," tekan Dudi.*

       

      SEMOGA



      BANJIR kembali mampir ke Kota Bekasi, banjir kali ini bisa dibilang lebih luar biasa dibandingkan dengan yang terjadi di lima tahun sebelumnya, separuh kota nyaris lumpuh, tidak bergerak karena sekelilingnya dikepung banjir yang ketinggiannya bahkan ada yang mencapai wuwungan rumah.

      Apakah peristiwa ini dikatakan musibah? bisa ya bisa tidak. Bisa juga karena kelalaian dalam penataan kota dalam mengantisipasi peristiwa serupa. Bicara atau sekadar komentar memanglah gampang, apalagi kesannya sampai menyalahkan. Karena untuk mewujudkan yang ideal itu diperlukan anggaran yang tidak sedikit. Dalam kondisi seperti ini seharusnya para stakeholder atau penggambil kebijakan duduk bareng untuk sama-sama berpikir dan berbuat menjawab persoalan banjir tadi. Sekian tahun lalu, pernah terlontar gagasan dari seorang birokrat yang akhirnya memilih menjadi akademisi dalam mencari solusi perihal mengatasi banjir.

      Menurutnya, dari bentangan Kali Bekasi diukur dari garis sungai sepanjang batas wilayah Kota Bekasi, mulai dari Kali Cikeas hingga ke bagian Utara berbatasan dengan Kabupaten Bekasi, idealnya dibuatkan beberapa embung air di sisi kiri-kanannya dengan luas dan jarak yang sudah ditentukan ukurannya. Tujuannya untuk membuat sodetan jalur air yang bila batas ketinggiannya melewati ukuran normal, maka lajunya bisa dibelokkan ke embung-embung dimaksud. Bagaimana dengan kebutuhan anggarannya? Semua itu bisa dilakukan secara bertahap disesuaikan dengan kemampuan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah. Termasuk jika ada upaya pembebasan lahan berbentuk perumahan yang memang saban waktu kebajiran, apa salahnya direlokasi atau diberi ganti untung untuk kemudian tempat tersebut dijadikan danau atau apalah namanya dengan fungsi sebagai area resapan air. Tentunya dimulai dengan pendekatan humanis kepada warga yang berdomisili di sana.

      Hal lain, tentunya dibutuhkan ketegasan Pemerintah Daerah Kota Bekasi dalam menghadapi keinginan para investor yang ingin berinvestasi di Kota Bekasi. Jangan mentang-mentang mereka punya modal lantas dengan seenaknya menentukan daerah mana yang diinginkan untuk dibangun area bisnis atau apapun dengan menabrak cetak biru pembangunan yang sudah ditentukan oleh Pemerintah Daerah Kota Bekasi yang sudah disetujui para wakil rakyat di parlemen. Dengan kata lain, investor harus mengikuti agenda pembangunan Kota Bekasi sesuai peruntukkannya, bukan sebaliknya Pemerintah Kota Bekasi mengikuti maunya investor. Akibatnya arah penataan kota menjadi tidak jelas akibat tumpang tindih kepentingan. Semoga kedepannya banjir air tidak lagi hadir di Kota Bekasi. Tetapi justru banjir investor yang ikut berkontribusi dalam mewujudkan Kota Bekasi menyejahterakan warganya.


      Selamat bebersih rumah atau ruang kantor, tempat olah raga, warung, ruko, pasar, ruang kelas dan lainnya. Selamat menjalankan ibadah puasa bagi yang melaksanakannya. Selamat berburu takjil menjelang bedug Magrib dan salam sehat untuk semua.*




      Ketua DPD PAN Kota Bekasi, H. Fathur R Duata kepada media usai mengikuti Halal Bihalal Nasional DPP PAN secara virtual di Kantor DPD PAN Kota Bekasi,  (20/4/2025) lalu menyebutkan bahwa, salah satunya, kader yang punya kapasitas dan punya isi tas supaya bisa menghidupkan partai, membesarkan partai...

      • ZERO WASTE :Butuh Revolusi Pengelolaan Sampah Seti…
      • Pemkot Bekasi Kaji Penerapan WFH bagi ASNWali Kota: Iku…
      • TIDAK PERLU MENUNGGU LAMA DI LOKET:Antrian Online dalam…
      • DI APEL PAGI :Tri Adhianto Wujudkan Efisiensi serta Per…
      • UTAMAKAN PENDEKATAN HUMANIS :Kakorlantas Tegaskan Penyi…
      • IPW Dukung Bareskrim Untuk Pemberantasan Pertambangan I…
      • ATASI KONFLIK PERTANAHAN:Kementerian ATR/BPN Jadikan Di…

      Dukcapil Siaga Lebaran: Tetap Buka Layanan Adminduk di Libur Idul Fitri 2025

      Kasus Teror Kepala Babi : IPW Mendukung Bareskrim Pori Membongkar Kasus Teror…

      50 Paket Bantuan dari PGIS Kota Bekasi Diberikan ke Jemaat Gemindo Terdampak…

      Kantor Samsat Diserbu untuk Pemutihan Pajak Kendaraan Bermotor

      1 2 3 ... BUKAN OMONG KOSONG : Dedi Mulyadi MengGebrak ..."

      Cover Alex Ziblo Siap Maju Jadi Calon Ketua DPD PAN Kota Bekasi ...

      15 Yayasan Mendapatkan Bantuan Permakanan dalam Rangka 100 Hari Kerja Wali…

      Pelayanan Publik di Ramadhan Festival

      Ini Masukan Komite Kerja Advokat Indonesia untuk RUU KUHAP TAHUN 2025

      THR PEGAWAI CAIR DALAM WAKTU DEKAT Wali Kota Bekasi Pastikan Itu



      • 96 Persen Penertiban Tanah Telantar Dialokasikan untuk …
      • Menanti Realisasi Daerah Otonomi Baru (DOB) Garut Utara…
      • Wali Kota Bekasi Tegaskan Antisipasi Pemberitaan Hoaks …
      • Diduga Jadi Korban Kekerasan Sopir Truk :Bhabinkamtibma…
      • Jejak Irjen Pol Hendro Pandowo Pindah Ke Bareskrim Polr…
      • Pesan Harmonisasi Wawali Harris Bobihoe Dihadapan Jamaa…
      • Inspektorat Daerah Kota Bekasi Gelar Bimbingan Teknis…




      Pj. Wali Kota Bekasi Tinjau Proses Perbaikan/Peningkatan Drainase Serta Crossing Jala…

      Diduga Camat Talang Ubi Kab. Pali Hambat Investor Industri Hilir Sawit

      DENGAN SEMANGAT NASIONALIS: Forkabi Neglasari Sambut Hari…

      Pramono Anung Dorong Pemerintah Jakarta Lebih Intensif Fasilitasi Penyandan…

      Analisa: Pasangan Abdusy Sakur – Karlina Putri Berpotensi Tinggi Menang..."

      KAPOLRI Membentuk Satgas Penanggulangan Judi Online

      Eks Tanah Kas Desa yang Berlokasi di Kabupaten Bekasi Jadi milik Pemerintah Kota…

      3 Jurnalis TV One Meninggal Dunia dalam Kecelakaan

      Cermati Rekam Jejak Para Kandidat: Kapolri Disebut Sudah Kantongi Nama…

      Inilah Profil Sang Pemberantas Premanisme, Kombes Pol Ade Safri Simanjuntak


           

      Follow:  


      Tidak ada komentar: