MENGELOLA SAMPAH :
Upaya Menata Kehidupan yang Sehat dan Berkelanjutan
Sampah merupakan salah satu permasalahan besar yang dihadapi semua negara, termasuk Indonesia. Dan oleh karenanya menuntut penanganan serius, terutama di daerah perkotaan.
@satgasnasNews™📎GARUT
Volume sampah yang terus meningkat setiap hari seiring dengan semakin meningkatnya jumlah penduduk dan taraf hdup masyarakat. Sampah akan menjadi tantangan besar bagi pemerintah dan masyarakat. Tanpa pengelolaan yang tepat, sampah dapat menimbulkan berbagai dampak negatif bagi masyarakat, seperti ganguan kesehatan, pencemaran, keindahan dan berbagai masalah lingkungan lainnya. Sampah adalah sisa kegiatan manusia yang sudah tidak digunakan lagi. UU Nomor 8 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah, menyebutkan sampah sebagai sisa kegiatan sehari-hari manusia atau proses alam yang berbentuk padat atau semi padat, berupa zat organik atau anorganik, dan bersifat dapat terurai atau tidak dapat terurai, yang dianggap sudah tidak berguna lagi dan dibuang ke lingkungan. Dilihat dari definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa sampah adalah sisa dari kegiatan sehari-hari manusia berupa material tertentu yang tidak lagi bisa dimanfaatkan sehingga harus dibuang dan dimusnahkan. Penanganan akhir sampah dilakukan bergantung pada karakteristik dan kategori setiap jenis sampah.
Sebelum dapat memahami bagaimana cara mengelola sampah dengan baik perlu terlebih dahulu kita ketahui macam atu jenis sampah. Berdasarkan sifatnya, sampah dapat diklasifikasikan ke dalam tiga jenis yaitu sampah organik, anorganik, dan sampah B3.
1. Sampah Organik
Sampah Organik merupakan sampah yang berasal dari sisa-sisa makhluk hidup, baik manusia, hewan, maupun tanaman yang dapat terurai secara alamiah di alam (biodegradable), seperti sisa makanan, potongan buah dan sayur, sampah dedaunan, pepohonan, dan rumput-rumputan, sekam padi, kotoran hewan ternak. Sampah jenis ini dapat dimanfaatkan menjadi olahan yang bermafaat, seperti kompos.
2. Sampah Anorganik
Sampah anorganik tidak dapat terurai secara alami (undegradable) karena materialnya tidak berasal dari alam melainkan hasil olahan dari bahan sintetik tertentu. Beberapa contoh sampah anorganik seperti kantong plastik, kaleng, aluminium, botol kaca, styrofoam, karton, tekstil dan masih banyak lagi. Barang-barang dengan material tersebut tidak dapat membusuk dengan bantuan alam, untuk itu harus diolah kembali oleh manusia atau mesin agar bisa dimanfaatkan menjadi produk baru.
3. Sampah Bahan Berbahaya Beracun (B3)
Sampah B3 adalah jenis sampah yang memiliki sifat khusus dan karenanya perlu ditangani secara khusus pula mengingat sifatya yang mengandung bahan berbahaya bagi manusia, seperti zat beracun. Sampah jenis ini berpotensi mencemari lingkungan dan membahayakan makhluk hidup baik secara langsung maupun tidak.
Beberapa contoh dari sampah B3 adalah sampah medis, sampah elektronik atau e-waste berupa lampu, kabel, gadget rusak, cairan kimia dan pelumas, produk kadaluarsa, dan beberapa sampah dengan karakteristik mudah meledak atau terbakar, korosif, karsinogenik dan kandungan radio aktif.
Penanganan sampah sejatinya merupakan tangung jawab bersama, baik pemerintah maupun masyarakat sesuai dengan porsinya masing-masing.
Sebagai salah satu bentuk kepedulian elemen masyarakat,khususnya di wilayah Kecamatan Cibatu, Kabupaten Garut, Forum Ketahanan Pangan Kecamatan Cibatu (FKPKC), selain fokus pada masalah kemandirian pangan masyarakat, juga mempunyai perhatian besar terhadap potensi masalah lingkungan, khususnya upaya penaganan sampah di tengah-tengah masyarakat, bahkan pada skala industri. Program penanganan sampah ini sejalan dengan program ketahanan pangan yang menjadi fokus utama FKPKC dimana sampah organik akan diolah menjadi pupuk kompos atau pupuk organik yang sangat baik untuk mendukung pengembangan bidang pertanian. Pupuk organik nantinya dapat diperoleh masyarakat dengan mudah dan dengan harga yang sangat murah sehingga persoalan kelangkaan pupuk sedikit banyak bisa mendapatkan solusi. Masalah yang Ditimbulkan Sampah Membuang sampah sembarangan dan lambatnya penanganan sampah dapat menimbulkan sebaran atau penumpukan sampah, hal mana dapat menyebabkan berbagai masalah, antara lain : 1. Pencemaran lingkungan, terutama air dan tanah karena resapan zat-zat berbahaya;
2. Penyakit menular, akibat berkembangnya bakteri dan sumber penyakit di tempat pembuangan sampah; 2. Banjir, karena kebiasaan masyarakat membuang sampah di sungai atau kali dapat menyebabkan saluran air tersumbat oleh sampah. 4. Kerusakan estetika lingkungan, membuat lingkungan tampak kotor dan tidak nyaman.
Oleh karena itu diperlukan langkah-langkah nyata untuk mencegah terjadinya penumpukan sampah, khususnya di sekitar lingkungan masyarakat. Penyebab Penumpukan Sampah
Beberapa faktor utama yang menyebabkan timbunan atau penumpukan sampah antara lain : 1. Kurangnya kesadaran masyarakat dalam membuang sampah pada tempatnya.
2. Sistem pengangkutan sampah yang tidak efisien, baik karena keterbatasan armada maupun jadwal yang tidak teratur. 3. Minimnya fasilitas pengolahan sampah, seperti tempat daur ulang dan kompos.
4. Tingginya penggunaan bahan sekali pakai, terutama plastik dan kemasan makanan.
5. Pertumbuhan penduduk dan aktivitas ekonomi yang meningkat tanpa diimbangi pengelolaan limbah yang memadai. Upaya Menghindari Penumpukan Sampah
Agar penumpukan sampah tidak menjadi masalah kronis, beberapa langkah strategis dapat diterapkan secara terpadu antara pemerintah dan masyarakat : 1. Penerapan Sistem Pemilahan Sampah dari Sumbernya Masyarakat perlu membiasakan diri memilah sampah organik dan anorganik sejak di rumah. Pemilahan ini memudahkan proses pengolahan dan mengurangi beban di tempat pembuangan akhir (TPA). 2. Optimalisasi Program 3R (Reduce, Reuse, Recycle). Reduce: mengurangi penggunaan plastik dan barang sekali pakai. Reuse : manfaatkan kembali wadah atau barang yang masih bisa digunakan. Recycle: dukung kegiatan daur ulang untuk mengubah sampah menjadi produk baru yang berguna. 3. Peningkatan Fasilitas dan Infrastruktur Pengelolaan Sampah Pemerintah kota harus memperbaiki sistem pengangkutan sampah, memperluas jaringan bank sampah, dan membangun pusat daur ulang modern yang mampu mengolah limbah secara efisien. 4. Pemberdayaan Bank Sampah Pembentukan Bank sampah dapat menjadi salah satu solusi efektif. Disamping langkah nyata untuk mengurangi volume sampah di lingkungannya, kegiatan ini juga memiliki nilai ekonomi bagi masyarakat. 5. Edukasi dan Sosialisasi Lingkungan Peningkatan kesadaran masyarakat sangat penting. Melalui kegiatan kampanye kebersihan lingkungan di tengah-tengah masyarakat, seperti sekolah, kegiatan keagamaan, media sosial dan komunitas, masyarakat dapat terdorong untuk berpartisipasi aktif dalam penanganan sampah. Minimal diharapkan dapat timbul tanggung jawab untuk menjaga lingkungan di sekitarnya dengan membuang sampah pada tempatnya.
Rencana Besar
FKPKC mempunyai keinginan besar untuk dapat mengelola sampah hingga pada skala besar, sekala industri. Sampah akan dikumpulkan lalu dikirim ke suatu tempat penampungan untuk diolah menajdi berbagai barang olahan sampah yang bermanfaat. Saat ini FKPKC sudah menguasai teknologi pengelolaan sampah secara terpadu, mulai dari kegiatan pengumpulan, pemgangkutan, pemilahan dan pengolahan sampah menjadi berbagai produk seperti : media tanam, briket, paping blok, bahan bakar sintetis (Solar dan batubara sintetis) dan tenaga listrik. Selain itu melalui pemilahan akan menghasilkan sampah plastik dan kaca yang bsa dijual ke pabrik kaca dan keramik. Kebutuhan kedua pabrik tersebut masih sangat besar. Oleh karena itu FKPKC mempunyai ide untuk mendirikan sebuah Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) dimana di dalamnya bukan saja menjadi Tempat Pembuangan Akhir (TPA), akan tetapi berdiri juga berbagai untit pengolahan atau pabrik pengolahan sampah untuk menghasilkan berbagai produk olahan sampah yang dibutuhkan masyarakat seperti disebutkan di atas. Yang pada gilirannya nanti sampah akan benar-benar bernilai ekonomis sekaligus membuka kesempatan kerja. TPST ini nantinya bukan saja menampung buangan sampah-sampah dari wilayah Kabupaten Garut, akan tetapi juga bisa menerima kiriman sampah dari luar Kabupaten Garut, seperti Kota Bandung yang saat ini kelimpungan karena TPA Pasir Bajing sudah dinyatakan tertutup atau tidak lagi menerima buangan sampah dari Kota Bandung. Hal ini dimungkinakan karena TPST yang akan dibangun itu, jika terlaksana, membutuhkan bahan baku berupa sampah dalam jumlah besar, kalau tidak dikatakan tanpa batas. Dan jika TPST bisa didirikan di TPA yang sudah ada di kabupaten Garut, TPA Pasir Bajing misalnya, maka TPA tersebut bisa dibuka kembali untuk pengiriman sampah dari daerah (Kabupaten atau kota) di sekitarnya. Selain keuntungan ekonomis bagi masyarakat, juga bisa memberikan sumbangan tambahan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Garut dari tipping Fee yang harus dibayarkan oleh masing-masing daerah yang nanti akan membuang sampah di sana. Kesimpulan
Penanganan sampah bukan hanya tanggung jawab pemerintah, melainkan juga kewajiban anggota masyarakat. Dengan memiliki rasa tanggung jawab itu, diharapkan semua pihak dapat menerapkan gaya hidup ramah lingkungan. Jika sikap seperti ini membudaya, in shaa Allah kita dapat menciptakan lingkungan bersih, sehat, aman dan berkelanjutan yang dapat kita wariskan kepada generasi kita di masa yang akan datang. Lebih jauh, pengelolaan sampah yang bauk, juga bisa memberikan keuntungan ekonomis, baik bagi masyarakat juga bagi Pemerintah Daerah. Mari kita bijak untuk menjaga lingkungan. Mulai dari kita, mulai dari yang paling sederhana dan mulailah hari ini juga. Buanglah sampah pada tempatnya, Stop kebiasaan membuang sampah tidak pada tempatnya dan pilih pilah serta kalau memungkinkan olah sampah langsung dari sumbernya. Selebihnya, FKPKC in shaa Allah akan berperan untuk mengolah sampah-sampah itu menjadi berbagai produk olahan sampah yang kaya manfaat bagi kita semua.[*]
🛡️Redaksi: Dosi Bre' 🌐Post Youtube
• JEJAK
PRAPTO PEMPEK :
Dari Pinggir Sungai Batanghari Jambi Menjadi Pelawak Nasional...
Kisah otobiografi Suprapto Suryani Pempek, alias Prapto Pempek atau dipanggil akrabnya PakDe...
PABLO RUIZ PICASSO:
Rekam Jejak Hidup Sang Maestro Pelukis Legenda...
Dia berasal dari keluarga yang hidupnya penuh dengan kreativitas dan terkenal dalam aliran kubisme...
VIDEO
Lawas
Tidak ada komentar:
Posting Komentar