MBG DI GARUT :
Perlu Penataan Kembali Program MBG
Pemerintah bertekad untuk terus merealisasikan dan mengakselerasi pelaksanaan Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang ditetapkan Presiden Prabowo Subianto sebagai program prioritas nasional.
@satgasnasNews™📎JAKARTA
Hingga akhir Juli 2025, diperkirakan sebanyak 7.374.135 penerima manfaat telah dijangkau melalui 2.375 dapur komunitas gizi (SPPG) aktif, menyasar anak sekolah, balita, ibu hamil dan menyusui, serta santri di pesantren dan sekolah keagamaan.
Ditargetkan Presiden Prabowo menargetkan program ini menjangkau sebanyak 82,9 juta penerima manfaat di akhir tahun 2025. Selain menyediakan makanan bergizi, program ini juga diharapkan mampu membuka lebih dari 100 ribu lapangan kerja baru sekaligus dalam pelaksanaanya dapat melibatkan berbagai unsur di tengah-tengah masyarakat seperti UMKM, petani, nelayan, dan koperasi setempat. Oleh karena itu tidaklah berlebian apabila dikatakan bahwa program ini merupakan sebuah strategi pembangunan multiguna. MBG merupakan salah satu program prioritas nasional sebagai upaya pemerintah untuk memastikan bahwa seluruh lapisan masyarakat, terutama anak-anak dan kelompok rentan, mendapatkan asupan gizi yang cukup. Ada empat kelompok penerima manfaat yang menjadi sasaran utama MBG sesuai Perpres Nomor 83 Tahun 2024, yaitu : peserta didik pada jenjang usia dini, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah, anak usia di bawah lima tahun (balita), ibu hamil dan ibu menyusui. Pelaksanaan program MBG akan menyasar empat kelompok utama tersebut dengan target sebanyak 17.980.263 orang sampai dengan akhir tahun 2025 dari rotal target keseluruhan sebanyak 82,9 juta penerima manfaat dengan serapan anggaran sebesar Rp. 171 triliun. Pada saat ini, pelaksanaan program MBG dilakukan untuk kabupaten/kota yang telah memiliki infrastruktur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG). Jadi MBG sejatinya adalah sebuah program yang besar manfaatnya bagi masyarakat. Betapa tidak, MBG selain fokus untuk peningkatan gizi anak-anak sekolah dan ibu-ibu hamil atau menyusui, juga diharapkan bisa membuka lapangan kerja baru dan pengembangan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM), sehingga diharapkan sedikit banyak bisa berkontribusi pada pengurangan angka kemiskinan. Namun, seiring berjalannya waktu, berbagai tantangan dan masalah mulai muncul dalam pelaksanaannya. Di Kabupaten Garut, isu tentang MBG semakin ramai dibicarakan masyarakat. Bukan lagi seputar sambutan positif yang dibahas, akan tetapi berabagai permasalahan lain yang kini timbul di masyarakat. Mulai dari belum meratanya penerima manfaat, belum aktifnya dapur atau SPPG yang sudah siap operasional, menu yang minim kualitas hingga aroma “bagi-bagi” anggaran biaya Dapur atau SPPG bahkan akhir-akhir ini viral kasus keracunan para siswa akibat menkonsumsi sajian MBG, tak terkecuali yang sedang terjadi di wilayah hukum Kabupaten Garut. Terkait peristiwa keracunan yang terjadi di Kabupaten Garut, yang terkini dan sangat menyita perhatian masyarakat adalah keracunan siswa-siswa Sekolan Lanjutan Atas di Kadungora, kabupaten garut, yang menimpa para pelajar dari empat sekolah, yakni SDN 3 Talagasari, SMPN 1 Kadungora, SMP PGRI, dan SMA Annisa. Mereka mengalami gejala mual, pusing, muntah, diare, dan sesak napas. Korbannya tidak tanggung-tanggung hingga 300-an orang. Sementara itu Pemerintah Kabupaten Garut telah mengambil langkah-langkah penting untuk meminimalisasi resiko atau dampak negatif yang mungkin timbul dalam pelaksanaan program MBG, antara lain dengan menetapkan status KLB (Kejadian Luar Biasa) keracunan MBG, menghentikan sementar kegiatan operasional beberapa dapur MBG {SPPG) dan melakukan uji laboratorimu terhadap menu MBG yang disinyalir menjadi penyebab keracunan. Sedangkan di tingkat pusat, hingga saat ini pemerintah tidak atau belum mengambil langkah untuk menghentikan sementara, melainkan melakukan evaluasi. Walau bagaimanapun program MBG sudah ditetapkan oleh Pemerintah sebagai program prioritas. Tentunya pemerintah tidak akan terburu-buru membuat keputusan terkait deakan ini. Bahkan dikhabarkan Presiden Prabowo akan segera mengeluarkan Peraturan Presiden (Perpres) tentang Tata Kelola Makan Bergizi. Perpres mana tengah dirancang dan ditargetkan segera rampung. Oleh karena itu, kiranya Pemerintah perlu menata kembali program MBG ini agar pelaksanaan dan manfaatnya bisa dirasakan secara maksimal oleh masyarakat dengan sebagaimana mestinya. Beberapa usulan kiranya bisa disampaikan kepada Pemerintah, baikmdi tingkat pusat mauun daerahuntuk segera mengambil langkah-langkah antisipatif, antara lain berupa : 1. Evaluasi Program MBG melibatkan bannyak fungsi, oleh karena itu perlu koordinasi yang efektif dan efisien diantara phak-pihakyang terlibat. Untuk menjaga keharmonisan dan kesinambungan proses u=yang baik, aman dan lancar, dari waktu ke waktu diperlukan penyesuaian program dengan pelaksanaan di lapangan sehingga program MBG bisa benar-benar dirasakan oleh penerima manfaat secara maksimal. 2. Pengawasan dan Transparansi Agar program berjalan dan dengan kualitas yang baik, maka dirasa perlu adanya pengawasan yang ketat dan berkelanjutan, khusunya untuk mencegah terjadinya penyimpangan, termasuk memupus isu terjaidnya praktik korupsi dalam pemyelenggaraan MBG. 3. Ketegasan Agar pengawasan berjalan efektif dan program MBG berjalan dengan kualitas yang baik, maka dirasa perlu adanya ketegasan dari Pemerintah, khsusnya dalam mensikapi terjadinya penyimpangan-penyimpangan yang terjadi dalam pelaksanaan program MBG dan tindak lanjut hasil pengawasan yang dilakukan. 4. Pos Pengaduan yang Transparan dan Efektif Melihat banyaknya permasalahan yang dihadapi dalam pelaksanaan program MBG selama ini, untuk menjaga agar pemberian makanan memenuhi kebutuhan kuantitas dan kualitas sebagaimana mestinya, maka perlu disertai dengan penyediaan pos pengaduan masyarakat secara terbuka dan efektif. Hal ini bertujuan agar masyarakat mudah menyampaikan penyimpangan yang terjadi dan keluhan serta masukan yang transparan, efisien dan efektif. 5. Kesimpulan Program MBG sejatinya merupakan upaya mulia yang harus terus dijaga kuantitas, kualitas dan efektifitasnya. Dengan menata kembali program ini secara menyeluruh, maka tujuan utama program MBG diharapkan dapat tercapai dengan lebih optimal. Semoga. Aamiin.[*]
Oleh: Uus Sumirat., SH. MH.
•Penasihat Forum Ketahanan Pangan Nasional Kecamatan Cibatu, Garut.
🛡️Redaksi: Dosi Bre' 🌐Post Youtube
JEJAK
PRAPTO PEMPEK :
Dari Pinggir Sungai Batanghari Jambi Menjadi Pelawak Nasional...
Kisah otobiografi Suprapto Suryani Pempek, alias Prapto Pempek atau dipanggil akrabnya PakDe...
PABLO RUIZ PICASSO:
Rekam Jejak Hidup Sang Maestro Pelukis Legenda...
Dia berasal dari keluarga yang hidupnya penuh dengan kreativitas dan terkenal dalam aliran kubisme...
VIDEO
Lawas
Tidak ada komentar:
Posting Komentar