🌏1 | 10|2024 : Hari Kesaktian Pancasila...

Kamis, Februari 03, 2022

Pelawak Senior Prapto Pempek

Dari Pinggir Sungai Batanghari Jambi Menjadi Pelawak Nasional 

.

Saat Show bersama pelawak Jejen, Unang, Hamka, Mohan di Tangerang.


Seni sebagai Nadi Kehidupan,

karirnya seperti perjalanan tanpa titik'


SatgasnasNews- Film tentang budaya dan masyarakat Jambi harus banyak dan sering di produksi bukan hanya sekali atau dua kali untuk mempromosikan film tersebut pada masyarakat jambi, "Terlebih lagi pada masyarakat nasional dan bahkan internasional."


Untuk itu Prapto Pempek mempunyai ide, yaitu film-film tentang promosi pariwisata seperti tentang sejarah Jambi misal Sultan Taha, Candi Muara jambi, dansebagainya.


Film yang sudah di produksi wajib di tontonkan untuk anak sekolah dan juga ASN diseluruh propinsi Jambi. 


“kami bisa buatkan bioskop keliling seluruh kecamatan se propinsi jambi, bila perlu ke seluruh Kelurahan ke desa-desa dan pelosok-pelosok. Kita buka di sana Gedung bioskop keliling," kata pakdhe Prapto antusias.


Katanya lagi, kalau istilah jaman dahulu seperti layar tancep, tetapi ini bukan layer tancep tetapi dikemas seperti gedung bioskop. 


Pemutaran film ini tidak gratis tetapi harus tetap beli tiket, tetapi tidak semahal di Gedung bioskop XXI tentunya. Jika di teater Twentyone harganya 25.000 maka ini hanya 7.500 saja. 


Saat menghibur masyarakat korban bencana alam gempa bumi di Pulau Haruku Ambon Maluku, Bersama Direktur Mitigasi Bencana BNPB Bapak Johny Sumbung,MKN,MKes.


Nah, kata Prapto Pempek lagi, setiap siswa atau ASN bayar 7.500 untuk nonton film sekelas bioskop di teater Twentyone. Film nya memang dibuat professional, minimal seperti film laskar Pelangi yang mengangkat daerah Belitung hingga ke mancanegara. 


"Memang awalnya film lascar Pelangi itu bukan mempromosikan Belitung tetapi film biasa, film professional namun Belitung malah terangkat dan terpromosikan lewat film tersebut," ujarnya memaparkan.


Nah, nanti kita bikin film tentang Gunung Kerinci, teh kayu aro, candi muarao jambi, rangkayo hitam, geopark merangin, suku anak dalam itu menjadi modal untuk diangkat menjadi sebuiah film yang professional, "Setelah nanti di tonton oleh seluruh masyarakat Jambi baru kita promosikan untuk di putar di bioskop XXI dan media lainnya," katanya menerangkan panjang lebar


Untuk biaya membuat film dari mana? "Ya itu bisa dari investor. Pertama kita ajukan proposal kepada Bapak Gubernur atau Pemda mohon restu untuk membuat film jambi dengan kalkulasi seluruh biaya sekitar 2milyar," terang Prapto yang lahir di Sarolangun, 15-10-1955.


Bersama saudara dan keluarga asli Sungai Bengkal Dr.H.Ridham Priskap,SH,MH,MM Mantan Sekda Jambi.


Sambungnya, "Lalu dari 2 milyar tersebut akan menghasilkan sekitar 3 milyar. Kalau untung pasti banyak investor yang mau."


Langkah selanjutnya yaitu meminta rekomendasi kepada Bapak Gubernur, siapa yang akan menjadi investor sebesar 2 Milyar tersebut. 


Kedua, memohon untuk perusahaan dan badan usaha di Jambi untuk mensposori film tersebut. Yang perlu ditekankan bahwa hal ini bukan meminta sumbangan, "Tetapi minta sponsor. jika meminta sumbangan akan bermasalah, misal jika biaya dari APBD itu juga tidak boleh," terangnya lelaki yang bersahaja dan murah senyum ini.


Untuk sponsor misalnya perkebunan teh maka kita akan angkat itu kebun teh nya di film itu untuk kita promosikan, "Jadi sama juga dengan bayar iklan," kata pria 5 bersaudara ini.


"Ini hanya garis besarnya saja. Jadi nanti kalau Jambi itu semua sudah terpromosikan dengan baik, para investor dari luar sudah mengenal jambi maka otomatis akan datang sendiri investornya, jambi akan maju, pariwisatanya, dan sebagainya maka orang akan berbondong-bondong jika sudah mengenal Jambi," ujar Prapto yang pernah bekerja di Pemda Kotamadya Jambi, sewaktu walikotanya Alm. Zainir Hafiz. 


Saat acara bersama Wakil Gubernur Jambi Drs.KH.Abdullah Sani,MPdI.


Di Batang hari dulunya kita melihat ada kapal-kapal berlabuh di Pelabuhan Kasang, namun sekarang tidak bisa masuk lagi ke Jambi, "Nah, waktunya sekarang apa yang ada di Sungai Batanghari mari kita hidupkan lagi, kita promosikan lagi. Ada kebon sawit, nanti kita minta untuk pasang iklan," ujar Prapto Pempek yang pernah Juara Lomba Lawak Radio Televisi & Artis Safari 1981 se Sumbagsel di Palembang.*



Sedang Tidak Enak Badan.

Beberapa Minggu ini, Prapto Pempek sibuk mondar-mandir menyelesaikan show nya keberbagai tempat. Beberapa kali ia ke berbagai daerah. Mungkin kelelahan dan memang cuacanya kurang bersahabat ia pun kecapean.


Saat ini Prapto Pempek  sedang sakit meriang saat diwawancarai,  namun tetap menerima satgasnasNews untuk menjawab pertanyaan dan memberikan dokumen foto-fotonya.


"Agak kurang konsen saya," katanya seraya tetap memenuhi permintaan untuk di tanya-tanya.


Ia juga berharap dapat kembali 'hidup' perputaran ekonomi di Indonesia, khususnya seni hiburan, di masa pandemi ini, "Agar kembali normal untuk berkarya," tutupnya dengan senyum yang khas. * Tamat


Sumber: wawancara Prapto Pempek/Buku 65 tokoh Jambi/image:dok'/prapto Pempek


VIDEO TERKAIT


News Translate 

Powered by Google TranslateTranslate
Powered by Google TranslateTranslate
Powered by Google TranslateTranslate

Flag Counter    •Dosi Bre' 🛡️Redaksi

 

Sesuai Kebutuhan

SatgasnasNews
SatgasnasNews
Google

Mistery Borobudur Dalam Pandangan Seorang Pelukis Azhar

50 Anggota DPRD Kota Bekasi yang Dilantik untuk Periode 2024-2029

DPR RI Batalnya Penetapan Revisi UU Pilkada

Di Naker Fest 2024 Ada 110 Ribu Lowongan Kerja

Malam Tasyakuran 17 Agustus 2024: Di Hadiri Lurah Harapan Jaya Serta Ketua RW 023 da…

Megawati dan SBY Tidak Hadir Upacara HUT RI di IKN

Akhirnya Jessica ‘Kopi Sianida’ Bebas dari Penjara

Ikuti Prosedur Membuat SIM Akan Cepat Selesai di Polresta Tangerang

Pilkada Garut: Syakur-Putri Tandingi Helmy Budiman “Marak Ajakan Golput Di Garut”

Anies Hormati Putusan PKS Bakal Cabut Dukungan

Shorts


Tidak ada komentar: