🌏 Selamat Menunaikan Ibadah Puasa Ramadhan 2024...

Kamis, November 11, 2021

Negeri Xi Jinping

Parah; 6 Krisis Hantam China; Timbun Sembako


(Illust') Pemerintah China mengeluarkan perintah pada warganya untuk menimbun bahan pokok kebutuhan sehari-hari.(ft:ist)



China,satgasnas.com- China kini menghadapi banyak masalah. Krisis seakan-akan bertubi-tubi hantam Negeri Xi Jinping itu.


Ekonomi terbesar di Asia ini mengalami sejumlah hal kompleks mulai dari "ricuhnya" sektor properti hingga bahan pangan. 


Bahkan diperparah dengan pemerintah China meminta warga "menimbun" bahan-bahan pokok yang pada akhirnya menyebabkan panic buying.


Inidia sumber krisis itu berasal, seperti dilansir beberapa media..


1. Krisis Properti

Awalnya jrisis properti berawal di akhir September lalu. 

Hal ini ditandai dengan kejatuhan raksasa properti China, EvergrandeGroup.


Pasalnya, perusahaan itu terancam gagal membayar utang US$ 300 miliar (sekitar Rp 4.000 triliun).


Analis menyebut hal ini terjadi lantaran perusahaan properti kedua terbesar China itu terlalu banyak meminjam uang sementara penjualan sektor properti sendiri sedang bermasalah, terlansir CNBC indonesia.


Tak hanya Evergrande, perusahaan properti lainnya seperti Fantasia Holdings danSinic Holdings juga dilanda bencana keuangan yang sama.


Bahkan Fantasia Holdings dikabarkan gagal membayar kewajibannya senilai US$ 205,7 juta atau (Rp 2,9 triliun) sementara SinicHoldings disebut-sebut tak mampu menutupi beberapa kewajibannya, utamanya bunga pinjaman.


Info terbarunya, masalah industri properti di China juga melanda Kaisa Group. Dilaporkan akhir pekan lalu, perusahaan berisiko untuk gagal bayar. Bahkan perdagangan di bursaHong Kong ditangguhkan termasuk anak usaha pengembang berbasis Shenzhen itu.


Alhasil, rentetan masalah properti di China ini membuat bank sentral AS, Federal Reserve, memberi peringatan. Tekanan di sektor real estate China, termasuk Evergrande yang terlilit utang, berpotensi berdampak ke AS. Apalagi jika ini menyebar ke sistem keuangan China.


The Fed,  dalam laporan stabilitas keuangan terbaru, mengatakan ada kekhawatiran tentang tingkat utang yang tinggi dan peningkatan nilai properti yang menyebabkan regulator Beijing mengambil tindakan. 


Tekanan itu juga dapat menyebabkan koreksi tiba-tiba harga real estate dan berdampak ke sistem keuangan China, "Mengingat ukuran ekonomi dan sistem keuangan China serta hubungan perdagangannya yang luas dengan negara-negara lain di dunia," dikutip AFP.


Katanya lagi, "Tekanan keuangan di China dapat membebani pasar keuangan global. Melalui penurunan sentimen risiko, menimbulkan risiko terhadap pertumbuhan ekonomi global, Amerika Serikat,"  dikutip AFP pada Selasa (9/11/2021).



2. Krisis Energi

Belum krisis properti berakhir, China kemudian dilanda krisis energi. Krisis ini ditandai dengan berkurangnya pasokan listrik yang krusial untuk industri dan rumah tangga.


Oktober lalu, krisis ini telah membuat 20 provinsi dan wilayah mengalami pemadaman listrik dalam beberapa bulan terakhir. Pemadaman ini diketahui bisa terjadi hingga beberapa kali dalam sehari.


"Pemadaman listrik delapan kali sehari, empat hari berturut-turut... Saya tidak bisa berkata-kata," tulis seorang warga dari Liaoning yang frustrasi, dilansir dari AFP, bulan lalu.



3. Lonjakan Covid-19

Sementara itu, di sisi lain, Covid-19 kembali menyerang China. Bahkan, wabah kali ini disebut yang kedua terparah setelah corona muncul di Wuhan pertama kali, akhir 2019.


4. Krisis Pangan

Bukan cuma Covid-19, masalah baru lainnya juga menyerang China yakni krisis pangan. Rata-rata harga pangan, terutama sayuran, melonjak 39,8% sejak September.


Ini disebabkan gagal panen akibat hujan lebat yang membanjiri lahan sayuran.



5. Cuaca Ekstrem

Cuaca ekstrem juga ikut mengancam China.Komisi Kesehatan Nasional (CMA) mengeluarkan peringatan badai salju oranye pertama musim dingin, tingkat tertinggi kedua, Minggu.


BACA JUGA

Pena '45; Gelar Parade Pojok Kuliner Rakyat UMKM Galaxy Bekasi


6. Panic Buying

Sementara itu, panic buying terjadi di China. Hal ini dipicu oleh anjuran pemerintah yang meminta agar warga menimbun bahan-bahan pokok menjelang musim dingin.


"Kami meminta keluarga untuk menyimpan sejumlah kebutuhan sehari-hari yang diperlukan untuk memenuhi kehidupan sehari-hari dan keadaan darurat," ujar situs resmi Kementerian Perdagangan China pekan lalu.


Mengutip laporan Reuters, Senin (8/11/2021) para manula di Beijing terlihat berebut sayur kubis di swalayan. Beberapa sudut memperlihatkan bagaimana orang-orang membawa bungkusan kubis sangat besar, yang kemungkinan bisa disimpan sebagai stok berbulan-bulan.

•(Bbs/ist)


Translate news

Powered by Google TranslateTranslate
Powered by Google TranslateTranslate


_____________________

Rep: Dosi Bre'.    •Editor:  Red


Follow:

Facebook  Twitter  Instagram  Youtube     

BERITA

Total Investasi di Jateng  Capai Rp38,19 Triliun 


Koalisi Berkoalisi; Golkar, Tetap Kukuh Sodorkan Airlangga


Sejarah Yang Terlupakan;

Kisah Bekasi Lautan Api Pada Masa Perang Kemerdekaan



Takut Wilayahnya Tenggelam, Warga Kayuringin Unjuk Rasa Tolak Proyek Crossing Tol Becakayu




BACA INI

Indonesia Police Watch

Sugeng Teguh Santoso 




⭕KILASBERITA


Kapal Nelayan RI Dihancurkan Australia

Rabu, November 10, 2021


Jakarta, Satgasnas.com - Otoritas perbatasan Australia menghancurkan dan menyita isi dari kapal-kapal nelayan Indonesia. Pasalnya, lantaran pejabat Negeri Kangguru menganggap bahwa pemancingan yang dilakukan kapal RI itu telah memasuki wilayahnya. Laksamana Muda Mark Hill, yang mengepalai Komando Perbatasan Maritim, mengatakan tiga kapal hancur dan 13 lainnya dikawal keluar dari perairan Australia. Ini terjadi dalam sebuah misi yang dilakukan selama tiga hari Dari ABC News, "Kami memiliki akhir pekan yang sibuk di mana kami menemukan 16 kapal yang menangkap ikan secara ilegal, dan meresponsnya bersama dengan otoritas perikanan Australia Barat," katanya seperti terkutip pada Senin (8/11/2021).


Kapolri Resmi membuka The 58th IAWP

Senin, November 8, 2021


Jakarta,satgasnas.com– Kepala kepolisian Republik Indonesia (Kapolri), Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo secara resmi membuka The 58th International Association of Women Police (IAWP) di Hotel Meruorah, Labuhan Bajo NTT, Minggu, (7/11/2021).


Acara dibuka resmi oleh Kapolri, Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo yang dihadiri juga oleh Ibu Asuh Polwan RI Ny. Juliati Sigit Prabowo beserta pejabat utama Mabes Polri, perwakilan aparat penegak hukum dari negara sahabat, Polwan dari mancanegara, dan Polwan RI dari sabang sampai Merauke.





Indonesia Police Watch;

Copot Atasan Oknum Pemeras Terapis Pijat







Perlu tindakan tegas. Jadi tolong tidak pakai lama, segera copot, PTDH, dan proses pidana, perintah tegas Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo...




InLifestyle

Tempat wisata di Maluku Utara yang Wajib di Kunjungi

Informasi Warga Bekasi & Sekitarnya

  Satgasnas.com

      About Us        Redaksi        Disclaimer                                  Info Iklan    
  Media Siber     

Media independent

Tidak ada komentar:

Posting Komentar