Pengusaha Property Angga dan Wawan Dihormati Presiden Prabowo
Pada peresmian akad massal 26.000 unit rumah KPR sejahtera di perumahan Pesona Kahuripan Cileungsi, Bogor, 29 Oktober 2025 lalu, Bapak Presiden memberikan hormat pada pengusaha property Angga Budi Kusuma, Dirut PT Pesona Kahuripan atas prestasinya memperoleh keuntungan Rp 120 milyar tahun ini dan kepada Muhammad Ridwan Dirut PT Kawah Anugerah Property yang tahun depan akan membangun 6.000 dengan proyeksi Keuntungannya Tp. 150 milyar.
@satgasnasNews™📎BOGOR
Padahal Angga mengawali karirnya dari strata paling rendah office boy dan Wawan lulusan sarjana akunting yang sempat bekerja sebagai ojek online.
Angga yang sempat menggelandang di jalanan, saat menjadi OB di PT Pesona Kahuripan mendapatkan mentor langsung dari bos pemilik perusahaan, diantaranya berupaya ikhlas untuk menyenangkan orang lain seperti mencuci kendaraan milik karyawan dan lain-lain lain.
Maka keberuntungan pun menghampirinya, dimulai dari sukses penjualan rumah untuk karyawan sebuah perusahaan, padahal sore itu dia sedang menyiram tanaman dan mendadak jadi tenaga marketing karena para karyawan sudah pada pulang.
Talenta dan keikhlasan Angga ini juga yang membuat bos besarnya mempercayakan Angga menjadi salah satu direktur anak perusahaan. Bahkan kemudian menjadi Dirut dan pemilik saham terbesar di perusahaan tersebut, disebabkan bos besarnya ingin menyempurnakan keikhlasan beribadah hingga melepas atribut kepemilikan perusahaannya.
Karena merasa perusahaan yang dikelolanya titipan dari Allah, Angga pun cukup puas hanya menempati rumah sederhana seluas 105 meter berbaur dengan warga perumahan yang dia bangun. Juga dalam kesehariannya hanya memakai mobil Honda Jazz saja, meski ada inventaris BMW tapi itu untuk kepentingan kantor katanya.
Dengan konsep untuk menguntungkan konsumen itu pula, dari marjin keuntungan Rp 40 juta per unit setengahnya atau Rp 20 juta dia balikin untuk menunjang fasilitas perumahannya. Yaitu Rp 10 juta ditambahkan untuk biaya pembelian tanah di lokasi strategis dekat konsumen, Rp 9 juta ditambahkan untuk infrastruktur perumahan dan kekuatan bangunan sekelas rumah komersil, serta sisanya Rp 1 juta untuk menambah biaya marketing. Sehingga dengan terbangunnya trust dari konsumen, Angga hanya butuh satu tahun untuk menjual 3.000 unit rumah yang dibangunnya.
Membangun trust terhadap konsumen, juga dilakukan Muhammad Ridwan mantan driver pengembang Pondok Taktakan Indah di Serang Banten, yang hanya hanya mengambil marjin rumah KPR bersubsidi Rp 25 juta saja per unitnya.
Wawan sebagai anak mantan asisten rumah tangga dan pedagang asongan di Medan, empatinya membuat KPR bersubsidi layaknya perumahan komersil, yaitu dengan jalan-jalan lebar dan bangunan sangat layak huni. Hingga tidak menambah kesusahan rakyat kecil seperti kondisi rumah KPR bersubsidi lainnya yang cepat rusak dan tidak layak huni lagi.[*]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar