Tinjauan Historis Gerakan Islam Berkemajuan
![]() |
| Tinjauan Historis Gerakan Islam Berkemajuan. (Ilustrasi/istimewa/refro) |
@satgasnasNews™📎JAKARTA
Terlebih dahulu, ijinkan penulis dengan penuh rasa syukur untuk menghaturkan ucapan Selamat menyambut Milad Muammadiyah yang ke 113, Semoga Muhammadiya senantiasa diberkahi Allah SWT, tidak lekang dimakan usia, semakin kokoh dalam kelembagaan, tetap teguh dalam tajdid, dan terus memajukan bangsa ini melalui semangat dan dakwah pembaharuan umat.
Ucapan selamat ini kami sampaikan secara tulus, bukan hanya bentuk apresiasi, akan tetapi ungkapan rasa bangga dan hormat kepada seluruh warga Muhammadiyah yang telah tulus ikhlas mengabdikan segala daya demi kemaslahatan umat dan bangsa. Di sekolah, rumah sakit, kampus, panti asuhan, masjid, dan berbagai amal usaha lainnya, Muhammadiyah terus menjadi pelopor gerakan yang memadukan iman, ilmu, dan amal. Menjelang acara puncak Milad Muhammadiyah nanti, penulis kembali ingin menuangkan pemikiran penulis tentang eksistensi Muhammdiyah di tengah-tengah kita selama ini. Singkat saja, karena kalau hendak ditulis lengkap akan sangat panjang, sepanjang deretan ide, gagasan dan karya yang terus berkembang dan tidak akan pernah usai. Dalam artikel singkat dan sederhana ini penulis tertarik untuk membuka kembali lembaran sejarah dan perkembangan Muhammadiyah sebagai salah satu organisasi Islam modern terbesar di Indonesia, melalaui pendekatan historis sederhana. Tulisan ini mencoba membuka kembali lintasan historis lahirnya Muhammadiyah sebagai gerakan pembaruan Islam di tanah air. Dalam catatan penulis, Muhammadiyah bukan hanya awal gerakan pemurnian teologia, tetapi juga gerakan moral untuk kemaslahatan umat di Indonesia. Tak berlebihan jika penulis mengatakan bahwa gerakan Muhammadiya ini berperan signifikan dalam membangun civil society yang kuat, Islam moderat, dan modernisasi pemahaman keagamaan yang kuat dan berkemajuan di Indonesia. Selayang Pandang Kelahiran Muhammadiyah Muhammadiyah merupakan salah satu gerakan Islam modern paling berpengaruh di Indonesia. Didirikan pada 1912 oleh KH. Ahmad Dahlan, Muhammadiyah hadir sebagai respons terhadap stagnasi sosial-keagamaan masyarakat Muslim dan pengaruh kolonialisme Belanda. Berbeda dengan organisasi tradisional, Muhammadiyah berhasil menggabungkan pemurnian teologi dengan modernisasi pendidikan dan penguatan layanan sosial. Oleh karena itu, mempelajari sejarah Muhammadiyah berarti menelusuri transformasi Islam di Indonesia dari pemahaman tradisional menuju modernitas, rasional dan berkemajuan. Menarik dicatat, Muhammadiyah lahir dari sebuah keprihatinan seorang ulama besar Indonesia pada masa itu, KH. Ahmad Dahlan, sebagai gerakan yang berupaya memperbaiki kondisi umat melalui pendidikan, dakwah rasional, dan amal sosial. Sebagaimana kita ketahui bersama pada abad ke-19, umat Islam Indonesia (Hindia Belanda pada waktu itu) mengalami berbagai tekanan kolonialis, termasuk keterbelakangan pendidikan dan praktik keagamaan sinkretis. Dalam waktu yang hampir bersamaan, dunia Islam tengah mengalami gelombang reformatisme yang menekankan rasionalitas, purifikasi ajaran, dan pendidikan modern. KH Ahmad Dahlan, tokoh pendiri Muhammadiyah itu, adalah seorang ulama yang terinspirasi oleh arus pembaruan Islam setelah berinteraksi dengan para ulama besar tentang wacana transformasi Islam sesuai perkembangan jaman saat beliau belajar di Makkah. Dalam catatan penulis, beliau lahir di Yogyakarta pada 1 Agustus 1868 dan meninggal 23 Februari 1923 di usia 54 tahun. Pada usianya yang masih 15 tahun, beliau sudah melaksanakan ibadah haji dan tinggal di Mekah selama lima tahun. Lalu pada 1888 beliau kembali ke Yogyakarta, Namun pada 1903 beliau kembali tinggal di Mekkah selama dua tahun. Selama berada di mekkah beliau terferak dengan banyak pemikiran- pembaharuan Islam, bahkan sempat juga berguru kepada Syeh Ahmad Khatib yang juga guru dari pendiri NU, KH. Hasyim Asyari. Muhammadiyah sebagai Gerakan Tajdid Tajdid dalam Muhammadiyah diartikan sebagai sebuah gerakan pembaruan pemikiran untuk mencari pemecahan masalah atas berbagai persoalan yang dihadapi. Berubah menjadi lebih baik merupakan hal yang lebih penting dalam dakwah. Tajdid adalah fondasi pemikiran Islam Berkemajuan, sebuah visi yang menegaskan bahwa Islam harus menjadi kekuatan pencerahan bagi masyarakat. Tajdid atau pembaharuan ini merupakan salah satu prinsip utama dalam gerakan Muhammadiyah untuk : Pemurnian Teologi dan Ibadah Muhammadiyah memiliki perhatian khusus terhadap persoalan purifikasi dan modernisasi teologis umat yang diaktualisasikan secara masif tidak hanya dalam lingkungan nasional, akan tetapi jua secara internasional. Purifikasi berarti kembali pada semangat dan ajaran Islam yang murni dan membebaskan umat Islam dari kehidupan keagamaan yang bercorak sinkretik dan tradisional. Gerakan yang secara kasat mata acap kali hanya dipandang sebagai upaya untuk memurnikan Islam dari sirik, pada dasarnya merupakan upaya untuk melepaskan beban-beban kultural dan merasionalisasi masyarakat. Melalui gerakan purifikasi Muhamamdiyah berupaya melakukan proses demistifikasi dan mengeliminasi proses-proses dehumanisasi guna melakukan transformasi sosial dari masyarakat agraris ke masyarakat industrial (tradisional ke modern), dengan etos yang baru, yaitu tauhid, sebagai titik sentral melandasi dan mendasari aktivitas. Pada intinya, Tajdid merupakan gerakan berani dalam upaya pembaharuan dalam ajaran Islam agar terlepas dari tiga kebatilan yaitu takhayyul, bid’ah dan khurafaat. Gerakan tajdid Muhammadiyah menekankan pada beberapa aspek :
1. kembali kepada Al-Qur’an dan Sunnah,
2. menghindari takhayul, bid’ah, dan khurafat,
3. rasionalitas dan keterbukaan pada ilmu pengetahuan.
Pendekatan ini menjadikan Muhammadiyah sebagai pelopor skripturalisme dan pembaruan teologis yang dinamis, progresif dan berfokus pada kemaslahatan umat.
Reformasi Pendidikan
KH. Ahmad Dahlan sebagai pengilham berdirinya Muhammadiyah, sangat prihatin dengan kondisi masyarakat Indonesia di abwah kolonialisme Belan waktu itu. Beliau melihat kebutuhan mendesak untuk memodernisasi cara berpikir dan praktik keagamaan masyarakat melalui pendidikan berbasis akal dan nash. Dalam hal ini Muhammadiyah antara lain diarahkan untuk memodernisasi sistem belajar umat dengan:
a. metode kelas, papan tulis, penjenjangan;
b. integrasi ilmu agama dan ilmu umum,
c. kurikulum rasional berbasis kebutuhan sosial.
Model ini menjadi alternatif penting selain sekolah kolonial dan pesantren tradisional pada waktu itu.
Penguatan Layanan Sosial
Sejak awal, Muhammadiyah sangat oeduli dengan kondisi sosial masyarakat Indonesia. Dari Keprihatinan ini Muhammdiyah membangun:banyak rumah sakit dan klinik, panti sosial dan berbagai layanan kemanusiaan lain yang kini berkembang menjadi jaringan filantropi modern terbesar di Indonesia.
Perkembangan Kini
Pertumbuhan Muhammadiyah terlihat berlangsung begitu pesat dan membanggakan, bahkan di jaman kolanial pun Muhammadiyah telah memperoleh pengakuan dari pemerintah kolonial Belanda pada 1914. Kini Muhammadiyah telah memiliki kurang lebih 170 perguruan tinggi, ribuan sekolah dasar hingga menengah, ratusan rumah sakit dan klinik, lembaga zakat, panti asuhan, serta lembaga kemanusiaan.lainnya.
Dengan format kegiatan seperti itu, menjadikan Muhammadiyah bukan sekedar sebuah organisasi, akan tetapi menjadi ekosistem pemberdayaan sosial.
Muhammadiyah dalam Sejarah Modern Indonesia
Sejak awal pendiriannya, Muhammadiyah mengajarkan bagaimana Islam harus difahami secara progresif, melalui nalar tajdid yang berpihak pada kemajuan. Tajdid atau pembaruan merupakan salah satu prinsip utama dalam gerakan Muhammadiyah untuk mengembalikan ajaran Islam kepada landasan utamanya, yakni Al-Qur’an dan As-Sunnah, sekaligus menyesuaikannya dengan kebutuhan zaman tanpa meninggalkan nilai-nilai fundamental Islam.
Pendekatan ini menjadikan Muhammadiyah sebagai gerakan Islam yang dinamis, progresif, dan berfokus pada kemaslahatan umat.
Alhasil, sebagaimana diuraikan di atas, kita sudah bisa menyaksikan dan merasakan bahwa buah dari upaya besar gerakan Muhammadiyah itu kini telah tersebar di tengah-tengah umat hari ini, seperti tersedianya sekolah-sekolah berkualitas, rumah sakit modern, layanan sosial hingga pembinaan ekonomi umat.
Semuanya itu lahir dari kejelian dan keberanian gerakan Muhammadiyah dalam membaca arah zaman.
Hari ini, ketika negara dihadapkan pada berbagai persoalan kebangsaan, seperti pluralisme kehidupan beragama, degradasi moral, kesenjangan sosial di masyarakat, hingga hiruk pikuk politik, semangat tajdid itu kembali relevan.
Milad bukan sekadar sebuah ungkapan manifestasi identitas semata, melainkan juga moment interospeksi tentang apa yang bisa dilakukan Muhammadiyah yang lebih baik lagi bagi umat dan Indonesia di masa hadapan.
Penutup Dari uraian di atas, jelas Kehadiran Muhammadiyah menunjukkan transformasi besar dalam wajah Islam di Indonesia. Dengan menggabungkan purifikasi teologis, pendidikan modern, dan kerja sosial, Muhammadiyah berhasil menciptakan model Islam berkemajuan yang relevan hingga kini. Sebagai kekuatan civil society terbesar dalam bidang pendidikan dan kesehatan, Muhammadiyah memberikan kontribusi substansial terhadap pembangunan bangsa dan pembentukan Islam Indonesia yang inklusif, rasional, dan moderat. Kembali pada kegiatan milad Muhammadiyah, dalam usianya yang telah menginjak lebih dari satu abad ini, kita semua melihat bahwa Muhammadiyah terus tumbuh kembang menjadi salah satu organisasi Islam terbesar dan berpengaruh, tidak hanya di tataran nasional akan tetapi juga di blantika antar negara. Muhammadiya bukan hanya sekedar mampu bertahan dalam terjangan alam, akan tetapi terus berkarya demi kemajuan umat dan bangsa. Dan di hari Milad ini, kita disegarkan dengan taburan cahaya pencerahan yang dulu dinyalakan oleh KH Ahmad Dahlan. Cahaya itu begitu terang, tidak akan pernah padam sampai kapanpun, akan tetapi ia terus menyinari perjalanan bangsa dan membimbing anak-anak negeri menuju masa depan yang lebih cerah, lebih agamis, lebih maju dan lebih manusiawi. Selamat Milad, Muhammadiyah... [*]
🛡️Red: Dosi Bre' 🌐Post Youtube
• ZOOM
PRAPTO PEMPEK :
Dari Pinggir Sungai Batanghari Jambi Menjadi Pelawak Nasional...
Kisah otobiografi Suprapto Suryani Pempek, alias Prapto Pempek atau dipanggil akrabnya PakDe...
Adam Malik Seorang Politikus yang Mantan Jurnalis 'Semua Bisa Diatur'...
Salah seorang Pahlawan Nasional Indonesia pada tanggal 6 November 1998 berdasar...
VIDEO PILIHAN


























Tidak ada komentar:
Posting Komentar